Tabebuya Bermekaran, Pikat Pandangan Warga Kota
Surabaya, Memorandum.co.id - Wajah Kota Surabaya semakin elok dan indah seiring mulai bermekarannya Bunga Tabebuya beraneka warna yang berada di sepanjang ruas jalan protokol. Pemandangan ini mampu memikat dan menyita pandangan mata warga yang melintas. Warna putih, kuning, dan merah muda, seakan menjadi penyegar mata saat memandang bunga asal negara Brasil tersebut. Bahkan tak sedikit warga kota yang mengabadikan momen tersebut dengan berswafoto. Fiyah salah satunya. Meski terik matahari yang siang itu menyengat, namun perempuan berhijab ini tak ketinggalan untuk mengabadikan bunga asal Brasil yang bermekaran itu melalui jepretan kamera untuk di-share ke media sosial (medsos). “Sangat cantik sekali bunganya. Di mesdos juga rame mengenai bunga ini. Banyak yang selfie,” kata Fiyah. Bunga yang kerap dianggap mirip dengan bunga sakura itu ditemukan bermekaran di beberapa titik. Mulai di wilayah Surabaya barat, pusat, timur, dan selatan. Di Surabaya barat, lokasi Tabebuya yang bermekaran ada di sekitaran KPU, sepanjang Mayjend Sungkono (pedestrian), sekitar Taman Makam Pahlawan, sepanjang Adityawarman, sepanjang HR Muhammad, Kupang Baru, Sukomanunggal, Sepanjang Raya Tandes, dan Tanjungsari. Sementara di Surabaya pusat ada di Jalan Tembaan, Pasar Kembang, lampu merah Kartini/Darmo, depan Taman Apsari, depan Tugu Pahlawan, Jalan Yos Sudarso, Jalan Prof Moestopo, Jalan Kusuma Bangsa, Gubeng, Sulawesi, Gubeng Pojok, dan Ketabangkali. Di Surabaya timur ada di Jalan Semolowaru, Ngagel jaya, Darmawangsa-Pucang Anom, Jalan Menur, pendestrian Jalan raya Dharmahusada Indah, Merr Gunung Anyar, Rungkut Alang-Alang, Raya Kali Rungkut, Jalan Kedung Baruk, Jalan Prapen, dan Panjang Jiwo Permai. Surabaya utara ada di wilayah Tanjungsari, Tembaan, Kebonrojo, Suramadu, Kenjeran, Sidotopo Lor, Sidotopo Wetan, Demak, Perak, Rajawali, Bubutan, Veteran, dan Pahlawan. Titik terakhir Tabebuya bermekaran ada di Surabaya selatan, yaitu di Bung Tomo, Asinering Mayangkara, Jemursari, Gayungsari Barat, Frontage A Yani, dan Jalan Stail. Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Penerangan Jalan Umum (PJU) Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya, Hendri Setianto mengatakan, biasanya Bunga Tabebuya bermekaran sejak Oktober. Namun, tahun ini, kembang Tabebuya baru nampak di Bulan November. “Tahun ini agak mundur, karena cuaca yang kurang bersahabat. Kemarin Oktober sudah mekar semua,” kata Hendri, Senin (18/11). Hendri mengungkapkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menanam tanaman Tabebuya di pinggir-pinggir jalan sejak 10 tahun lalu. Tiap tahun jumlahnya diperbanyak, dan hingga kini sedikitnya 7 ribu tanaman Tabebuya berdiri di sepanjang ruas jalan protokol. Menurut Hendri, alasan Pemkot Surabaya memilih Tabebuya ditanam di pinggir jalan, karena dari segi kualitas bunganya menarik, dan pohonnya cepat tumbuh besar. Di sisi lain, tanaman tersebut tetap tumbuh dengan baik terhadap iklim apapun. “Untuk perawatan, gak ada kesulitan. Empat bulan sekali kita kasih pupuk,” ujar dia. Untuk perawatan, Hendri mengaku hanya melakukan penyiraman dan memberikan pupuk secara reguler. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik yang dihasilkan dari proses pengomposan sampah. “Dari kegiatan perantingan pohon, kita manfaatkan untuk kompos. Untuk tanaman-tanaman yang ada di taman, kita sudah kurangi penggunaan pupuk kimia, beralih ke organik,” terang dia. Ia menyebut, pada 2020 Pemkot Surabaya menambah sekitar 500 pohon Tabebuya. Tanaman Tabebuya yang ditanam berdiameter 8-10 centimeter dengan ketinggian 3 meter. Pohon yang ditanam rata-rata sudah berusia 4 tahun ke atas. “Begitu kita tanam, setahun sudah berbunga,” urai dia. Ratusan Tanaman Tabebuya yang dialokasikan di APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) 2020, penanamannya akan difokuskan di wilayah Surabaya barat. Di antaranya, Mayjend Sungkono, HR Muhammad, dan Wiyung. “Rata-rata tanaman yang kita tanam Tabebuya yang berwarna Pink, karena bunganya menarik dari warna lainnya,” pungkas Hendri. (alf/lis)
Sumber: