Tingkatkan Kualitas Produk Olahan Laut, Dosen Untag Ciptakan Penjemuran Multifungsi
Surabaya, memorandum.co.id - Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya terus berkomitmen dalam menegakkan pilar Tri Dharma Perguruan Tinggi. Hal itu terlihat salah satunya melalui kegiatan pengabdian masyarakat. Terbaru, melalui pendanaan tingkat nasional dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat tahun anggaran 2022, dosen Untag Surabaya berhasil menciptakan tempat penjemuran vertikal multifungsi. Alat ini merupakan solusi terkini dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas produk olahan laut masyarakat nelayan di Pantai Kenjeran. Ketua tim dari penggagas ide tempat penjemuran vertikal multifungsi ini adalah dosen program studi Arsitektur Untag Surabaya Febby Rahmatullah Masruchin ST MT. Tidak sendiri, dirinya juga berkolaborasi dengan dua dosen dari prodi lain yakni, prodi Manajemen Dra Ratnaningsih Sri Yustini MM dan prodi Teknik Informatika Naufal Abdillah SKom MKom. Selain itu, program ini juga melibatkan dua mahasiswa dari prodi Arsitektur yaitu Natanael Dirgantara Putra Yuwono dan Adi Prayogo, yang nantinya akan dikonversi ke beberapa mata kuliah dalam kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Kegiatan ini pun mendapatkan dukungan oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Untag Surabaya. Febby mengaku, idenya itu berawal ketika dia melihat banyak masyarakat yang menjemur produk hasil olahan laut di tepi jalan. Yang kemudian dinilainya kurang efektif. “Mengakibatkan dua permasalahan yaitu mengganggu sirkulasi kendaraan dan produk yang dijemur tersebut dapat berpotensi terkena debu dan asap kendaraan bermotor,” tuturnya, Senin (10/10/2022). Berangkat dari sini, dirinya bersama tim menggagas tempat penjemuran vertikal multifungsi. Febby mengatakan, desain tempat yang dibuat tersebut memiliki lima tingkat, sehingga masyarakat dapat meningkatkan produksi atau penjemuran hingga lima kali lipat dibandingkan sebelumnya. “Kami selaku pengabdi berharap dengan alat sederhana ini dapat merubah pola perilaku masyarakat yang biasanya menjemur di tepi jalan menjadi merawat keindahan jalan dengan tidak melakukan penjemuran di tepi jalan," ujarnya. Menurut Febby, hal tersebut juga dapat mempengaruhi citra Kota Surabaya karena di kawasan pesisir Surabaya Timur termasuk ke dalam kawasan wisata Pantai Kenjeran. Sementara itu, Aisyah Fujiati Mahfiro, pemilik UMK Aisyah menerangkan bahwa masyarakat di perkampungan pesisir memang memiliki keterbatasan tempat untuk melakukan penjemuran. Namun setelah adanya tim pengabdian masyarakat Untag Surabaya terjun ke lokasi, terciptalah sebuah solusi. Terbukti dengan keterlibatan aktif dari masyarakat sekitar dalam proses pembuatan alat, inovasi dari tim Febby mendapatkan respons positif bagi masyarakat sekitar. “Alhamdulillah, kami sekeluarga menyambut baik program ini dan kami berencana membangun tempat produksi dan gudang di samping tempat penjemuran agar proses produksi berjalan maksimal,” ungkap Aisyah. Dia juga menjelaskan, alat pengeringan vertikal tersebut sangat praktis. Sebab ketika terjadi hujan dapat langsung ditutup menggunakan penutup atas dan samping. "Dengan begitu tidak perlu bolak-balik mengangkat," tandasnya. (bin)
Sumber: