Nasib Play Boy Pralansia Menghadapi Hari-Hari Tuanya (4-habis)
Kecelakaan. Dua kakinya patah tulang. Itulah fakta yang harus dihadapi Oyik. Dia dirawat di sebuah rumah sakit di Papua tanpa satu pun dari ketiga istrinya yang dikabari. “Waktu itu aku dibawa ke rumah sakit dalam kondisi tidak sadarkan diri. Jadi, aku tidak tahu apa yang terjadi selama aku tidak sadarkan diri.” “Risa dan istri-istrimu yang lain tahu?” “Sempat kudengar suara Risa. Omong-omong dengan dokter. Tapi aku pura-pura tidur. Kemudian dia keluar lagi, pamit ke dokter ke rumah kerabat di sana.” Tidak lama kemudian terdengar suara gaduh di luar kamar. Oyik masih pura-pura tidur. Tidak hanya Risa, dia juga mendengar suara dua istrinya yang lain. Mereka terlibat pertengkaran yang sangat sengit. Selain jeritan yang sanga keras, Oyik juga mendengar gedebak-gedebuk saling pukul. Tidak jelas siapa yang memukul dan siapa yang dipukul. Sampai akhirnya semua seperti berhenti mendadak. Oyik pingsan setekah sebuah benda yang amat berat menimpa dadanya. Napasnya tiba-tiba sesak. “Semua istriku sudah tidak ada ketika aku siuman. Kata para perawat, mereka sudah pulang. Ke Jawa dan Kalimantan,” cerita Oyik sambil tersenyum kecut. Wajahnya kosong. Lebih dari dua bulan Oyik harus menjalani perawatan dan terapi di Papua. Selama itu tidak ada satu pun dari ketiga istrinya yang membesuk. Jangankan datang, HP mereka tidak bisa dihubungi sama sekali. Begitu bisa pulang, yang pertama Oyik temui adalah Risa. Sempat terjadi ribut di antara mereka, tapi beberapa hari kemudian sudah bisa clear. Risa bisa memaafkan Oyik asalkan suaminya itu janji tidak “nakal” lagi. “Aku iyakan saja,” kata Oyik, yang ternyata masih berusaha mempertahankan dua istri yang yang lain. Lain lagi yang dihadapi Oyik ketika bertemu istri kedua. Perempuan itu lebih berprinsip. Kalau Oyik tak sanggup meninggalkan kedua istrinya yang lain mending dia yang harus meninggalkan Oyik. “Dia yang minta cerai,” kata Oyik. “Istri ketiga?” “Dia paling mudah dikendalikan.” Menurut Oyik, istrinya yang ketiga tidak minta cerai asal dicukupi kebutuhannya setiap bulan dan disambangi setiap dua pekan sekali. “Dia juga tidak terlalu banyak menuntut yang aneh-aneh.” Dijelaskan bahwa istrinya yang ini saat ini sedang mengandung. “Jujur aku amat menyayangi dia. Orangnya manja dan selalu pingin dipeluk setiap kami bertemu. Sukanya tidur di pelukan,” kata Oyik. (jos, habis)
Sumber: