Sulitnya Upaya Mencarikan Istri untuk sang Ayah (3-habis)

Sulitnya Upaya Mencarikan Istri untuk sang Ayah (3-habis)

Setelah hampir tiap hari ditagih, Bima akhirnya berusaha bangkit lagi mencarikan istri untuk ayahnya. Meski masih didera ketakutan yang sama, Bima mencoba menekan ketakutan itu. Bima memulai lagi usahanya dengan mengawali pencarian dari orang-orang dekat. Dari kalangan family yang tidak ber-makhrom. Ternyata tidak ada. Tidak ada yang jomblo di kalangan mereka. Demikian pula tidak ada calon yang bisa dipilih dari kalangan kerabat. Sebenarnya ada calon yang memenuhi syarat, tapi calon tersebut tidak bersedia dinikahi Gondo karena takut. “Mereka takut Ayah sudah tidak bisa memberikan nafkah batin,” kata Bima. Setelah berusaha ke sana kemari mencari calon yang masih perawan tingting gagaal, Bima menurunkan syarat. “Saya lantas mencari sembarang perempuan. Yang penting sehat dan bersedia menikah dengan Ayah,” tambahnya. Tidak diduga, ternyata calon dari kalangan ini sangat banyak. Banyak janda yang antusias dinikahi Gondo. Banyak yang antre. Tapi dari sikapnya, ketahuan mereka rata-rata hanya mengincar harta Gondo. Ayah Bima memang terkenal kaya. Meski hanya pensiunan perusahaan eksor-impor, harta kekayaan Gondo tidak habis dimakan tujuh turunan. Lelaki  ini juga dikenal memiliki beberapa usaha semuanya menghasilkan cuan berlimpah. “Ayah mengaku tahu kebanyakan dari mereka mengincar hartanya, Katanya dari mata dan kata-katanya,” kata Bima, yang menjelaskan bahwa hal itu diketahui saat calon-calon tadi diajak makan malam ayahnya. Menurut Bima, semua yang memenuhti syarat dijadikan calon istri memang secara khusus diundang makan malam di rumah. Dari situlah terkuak alasan para wanita yang bersedia dinikahi ayahnya itu. “Tampaknya Ayah ingin mencari perempuan yang benar-benar mirip almarhum Ibu,” kata Bima. Dijelaskan bahwa almarhum ibunya adalah sosok perempuan mandiri yang tegas dan disiplin dalam segala hal. Ibunya juga berbudi halus dan penyayang kepada siapa saja. “Tapi sampai sekarang belum kami temukan perempuan dengan karakteristik seperti Almarhum,” tandas Bima. Bima lantas berusaha mencari di PA, dengan harapan menemukan janda yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan ayahnya. “Sudah hampir dua bulan saya berkeliaran di sini,” kata Bima . Secara fisik dia sudah menemukan empat calon. “Ini dari pengamatan sepintas saja. Kurang satu calon lagi, akan kami dalami untuk mencari tahu tentang karakter masing-masing,” tambahnya. Keempat calon itu kebanyakan adalah janda dari kalangan pejabat dan pengusaha. “Rata-rata bercerai karena perselingkuha suami,” kata Bima. Dia mengetahui data-data perempuan tadi dari beberapa pengacara yang dia temui. Juga, dari petugas PA. (jos, habis)  

Sumber: