Sulitnya Upaya Mencarikan Istri untuk sang Ayah (2)

Sulitnya Upaya Mencarikan Istri untuk sang Ayah (2)

Ketika Dima membayangkan sosok Nuning, Gondo melanjutkan berkata: Kalau memang sulit dan tidak bisa, dia bersedia manarima meski seoran janda. Kata Bima, Nuning adalah perempuan yang punya banyak kelebihan. Wajahnya cantik, 11:12 dibanding Yuni Sarah. Bodinya nawon kempit, sebanding dengan Ariel Tatum.  Kulitnya mulus dan glowing seperti Syahrini. “Kamu menertawakan Ayah?” tanya Gondo tiba-tiba. Ada nada sengak pada kalimat tersebut. “Maaf Ayah. Hanya teringat seorang teman.” “Jangan permainkan Ayah.” “Ampun Ayah. Akan kucarikan jodoh yang terbaik untuk Ayah,” janji Bima, meski hati kecilnya ragu apakah sanggup memenuhi permintaan yang tiba-tiba dan aneh tersebut. Bima langsung bergerak. Tujuan utamanya: mencari perawan tingting. Dia pun ke sana-kemari mencari sosok perawan tingting yang mau dinikahi ayahnya. Tapi apa tanggapan mereka? Rata-rata menertawakan upaya Bima. Sebagian dari orang-orang itu bahkan mengingatkan Bima terhadap kemungkinan ayahnya dijadikan batu loncatan untuk jadi orang kaya mendadak (OKM). Kemungkinan ini diakui Bima sama sekali tak pernah dipikirkan. Baru belakangan dia berhitung: andai yang dicurigakan orang-orang tadi benar, betapa nelangsanya dia dan ayahnya. Kekayaan yang dikumpulkan bertahun-tahun bisa ludes diambil orang lain. “Kemungkinan tersebut memang ada,” kata Bima. Bima lantas bercerita tentang tetangganya, juga seorang duda tua kaya raya, yang menikah dengan gadis muda. Ternyata gadis itu hanya mengincar harta sang duda. Begitu lelaki tadi terserang stroke dan lumpuh total, perempuan tadi berselingkuh dengan lelaki lain. Perempuan muda tadi juga membaliknamakan semua aset milik si duda, sampai tidak ada lagi yang tersisa. Yang lebih memprihatinkan, ketika sang duda semakin lemah, dengan ringan perempuan muda tadi meninggalkannya. Sendirian. Tanpa cinta kasih pada saat butuh belaian sayang. Tanpa perhatian pada usia yang makin menua. Tanpa perawatan pada kondisi kesehatan yang semakin melemah. Hingga akhirnya jenazahnya ditemukan tetangga di kamar yang sempit. Cuma ada sisa-sisa makanan di atas meja dan berceceran di lantai—yang sudah busuk—dan sebagian lagi yang masih agak segar di dalam lemari pendingin. Itulah yang ditakutkan Bima terjadi pada ayahnya. Jatuh ke pelukan perempuan yang salah. Pada zaman sekarang ini, sangat sulit membedakan antara rasa senang  yang dilatarbelakangi cinta sejati dengan rasa senang yang dilatarbalakangi modus tertentu. Misal, menginginkan sesuatu di balik tujuan sesaatnya. Bima sempat dibayangi ketakutan setelah dikuasai pemikiran ini. Pikirannya selalu dibayangi ketakutan. Karena itu, dia sempat menghentikan pencarian calon istri untuk ayah. (jos, bersambung)    

Sumber: