Mengenang Almarhum Cak Sapari, Pemkot Siapkan Gelar Seni Budaya
Surabaya, memorandum.co.id - Kota Surabaya kehilangan seniman ludruk legendaris Sapari Suhendra atau yang akrab disapa Cak Sapari. Berpulangnya Cak Sapari pada Kamis (15/9/202), mendapat perhatian langsung dari Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Bahkan, untuk mengenang dan menghormati kepergian anggota grup Ludruk Kartolo Cs itu, Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya berencana menggelar kegiatan seni dan budaya bertajuk Mengenang Cak Sapari. Eri Cahyadi mengatakan, Kota Surabaya tengah berduka karena seniman hebat Cak Sapari telah meninggal dunia. Dia secara pribadi dan mewakili seluruh jajaran Pemkot Surabaya, sekaligus warga Kota Pahlawan menyampaikan rasa berbelasungkawa. Serta, meminta kepada seluruh masyarakat untuk mendoakan Cak Sapari. “Mohon doanya, karena saya yakin beliau juga diparingi (diberikan) surga. Karena beliau adalah orang yang hebat karena telah membawa (mengharumkan) nama Surabaya menjadi kota yang besar. InsyaAllah saya bersama Cak Kartolo dan teman-teman (pemkot) akan menggelar kegiatan seni dan budaya Mengenang Cak Sapari,” kata wali kota usai mengunjungi rumah duka. Melalui kegiatan seni dan budaya bertajuk Mengenang Cak Sapari, Pemkot Surabaya berniat untuk menghidupkan kembali Balai Pemuda menjadi pusat kesenian dan budaya. Sebab, hal ini pernah dilakukan pemkot Namun, saat itu Pemkot Surabaya tengah fokus pada penanganan dan antisipasi penyebaran virus Covid - 19. “Maka akan dibuka kembali dan akan saya mulai dulu dengan (kegiatan) Mengenang Cak Sapari,” ujarnya. Eri mengaku telah berkoordinasi dengan Cak Kartolo dan keluarga (Cak Sapari) untuk bersiap dalam gelaran seni dan budaya Mengenang Cak Sapari, yang akan digelar di Balai Pemuda. "Kedua akan saya canangkan juga, tempat seni yang ada di Surabaya itu letaknya di Balai Pemuda. Monggo bisa dimanfaatkan oleh para seniman secara bergantian. Nanti dia bisa menjual tiket pementasan dan hasilnya juga bisa dimiliki oleh para seniman,” ungkapnya. Hanya saja, Eri mengingatkan kepada para seniman untuk menjaga kebersihan melalui biaya retribusi. Sebab, dia berharap para seniman bisa menjaga ruang kesenian di Kota Surabaya. Dan ketiga, bersamaan dengan gelaran Mengenal Cak Sapari, maka Balai Pemuda bisa kembali digunakan sebagai pusat kesenian dan budaya. “Kota Surabaya mampu mempertahankan budaya Arek, salah satunya adalah melalui seni dan budaya. Karena itu saya mengajarkan anak-anak enom (muda) sekarang bahwa Kota Surabaya terkenal karena ludruk. Melihat kemajuan zaman, ludruk juga tidak akan mati, tapi ludruk ini bisa bertransformasi menjadi ludruk dengan model kekinian, seperti Grup Ludruk The Luntas dan lainnya,” ucapnya. Dalam gelaran bertajuk Mengenang Cak Sapari nantinya, Cak Kartolo akan bersinergi dengan Grup Ludruk The Luntas. Bahkan, wali kota juga akan ikut bermain dalam pementasan ludruk untuk mengajak seluruh masyarakat Kota Surabaya membangkitkan seni dan budaya di Balai Pemuda. Sedangkan untuk mulainya gelaran tersebut, Pemkot Surabaya akan menyesuaikan jadwal kegiatan Cak Kartolo. “Cak Kartolo masih ada keperluan, karena beliau akan operasi katarak. Setelah itu, 10 hari berikutnya belum diperbolehkan tampil dan kita menyesuaikan waktunya beliau. Sebab, kita juga ingin menunjukkan perjuangan Cak Sapari dan Cak Kartolo, bagaimana mengikat tali persahabatan dan persaudaraan sampai maut memisahkan, bahwa persahabatan mereka tidak dipisahkan oleh waktu dan zaman,” jelasnya. Oleh sebab itu, Cak Eri berharap seluruh warga Kota Surabaya bisa mencontoh tali persaudaraan Cak Kartolo dengan Cak Sapari. Jika ada warga Kota Pahlawan menjalin persahabatan lalu berpisah, hal itu tidak sesuai dengan budaya arek yang dijunjung oleh Kota Surabaya. “Mangkanya disatukan dengan seni dan budaya, melalui ludruk. Meskipun Cak Sapari meninggal, Cak Kartolo tetap menjadi sahabatnya. Saya berharap warga Surabaya bisa melihat perjuangan beliau, maka dalam satu RT atau kampung bisa menciptakan rasa persaudaraan,” harapnya. (bin)
Sumber: