Menunggang Kuda, Kapolres Bangkalan Blusukan Bagi Sembako ke Dusun Terpencil

Menunggang Kuda, Kapolres Bangkalan Blusukan Bagi Sembako ke Dusun Terpencil

Bangkalan, Memorandum.co.id -Kepedulian Kapolres Bangkalan AKBP Wiwit Ari Wibisono,SH SIK MH kepada kaum dhuafa di lini pedesaan patut menuai apresiasi dari berbagai kalangan. Untuk bisa blusukan bagi-bagi sembako kepada keluarga miskin (gakin) di beberapa dusun, Desa Geger, Kecamatan Geger, AKBP Wiwit, harus menyisir medan cukup berat. Bahkan untuk bisa menjangkau Dusun Gunong (Gunung-Red) dan Dusun Gajungan di kawasan perbukitan padat hutan rakyat, Pamen Polri alumni Akpol 2022, terpaksa harus menunggang kuda. “Medan yang sulit menuju dua dusun itu, selain cukup jauh juga tidak bisa dilewati kendaraan. Ya saya terpaksa naik kuda milik salah seorang warga,” kata AKBP Wiwit, sapaan akrab Kapolres, Selasa (13/9) pagi. Tour of duty untuk bagi-bagi paket sembako kepada kaum dhuafa ke beberapa dusun terpecil dengan fasilitas kuda tunggangan itu dilakoni Kapolres dan beberapa PJU Polres dan Polsek Geger, Sabtu (10/9) akhir pekan lalu. Perjalanan menuju Dusun Gunong dan Dusun Gajungan, dua dusun kantong kemiskinan di Desa Geger, menurut AKBP Wiwit, memang sangat terpencil. Lokasinya ada di ketinggian bukit dan dikitari hutan rakyat cukup lebat. Jaraknya sekitar 5 km dari kaki bukit. Itupun hanya ada jalan setapak yang tidak bisa dilalui kendaraan. Jangan mobil, naik motor R2 pun rasanya cukup sulit untuk bisa sampai ke dua dusun terpencil itu. ” Syukurlah, saya dapat pinjaman kuda dari warga setampat, sehingga agak leluasa menelusuri jalan setapak untuk bisa sampai ke Dusun Gunong dan Dusun Gajungan,” kenang AKBP Wiwit. Ketika sampai di lokasi, Pamen Polri kelahiran Jakarta itupun merasa haru dan prihatin mencermati kehidupan komunitas gakin yang hidup di kawasan dusun terpencil itu. Kehidupan sehari-hari mereka terkesan serba sulit. Untuk memasak mereka full menggunakan kayu bakar. Jaringan llistrik juga belm menjangkau dua dusun itu. Kemampuan daya beli mayoritas gakin setempat yang hanya mengandalkan hasil bumi seperti singkong, jagung atau ubi-ubian di atas lahan yang hanya sepetak jelas sangat rendah. “Apa lagi sekarang harga BBM naik. Itupun diikuti membubungnya ragam jenis bahan kebutuhan pokok. Ya kehidupan mereka jadi semakin susah,” kesan AKBP Wiwit. Ini yang membuat hati nurani Kapolresjadi terketuk. Alhasil, paket sembako berisi beras, minyak goreng, mie intant dan uang tunai dibagi rata kepada gakin di dua dusun terpencil itu. (dwi/ras/gus).  

Sumber: