Massa Buruh Sebut BLT BBM Hanya Lip Service
Surabaya, Memorandum.co.id - Bantuan subsidi upah sebesar Rp. 150 ribu selama 4 bulan kepada buruh hanya sekedar lip service saja. BLT diberikan agar buruh tidak protes. “Tidak mungkin uang Rp. 150 ribu dapat menutupi penurunan daya beli akibat inflasi yang meroket,” terang Jazuli. Saat ini, buruh juga menghadapi risiko terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran. Karena kenaikan harga barang-barang yang dipicu oleh tingginya harga BBM. “Harga energi (BBM) yang naik akan membebani biaya produksi perusahaan, tentu perusahaan akan melakukan efisiensi dengan mem-PHK buruh,” kata Jazuli. Tidak tepat jika alasan kenaikan pertalite dan solar subsidi karena untuk kelestarian lingkungan. Faktanya masih banyak industri-industri besar yang masih memakai batu bara dan diesel. Disampaikan Jazuli, ada sekitar 120 juta pengguna motor dan angkutan umum yang merupakan kelas menengah ke bawah, yang tentunya sangat terbebani dengan kenaikan harga BBM bersubsidi. “Kami menyarankan agar pemerintah memisahkan pengguna BBM subsidi dan non subsidi,” kata Jazuli. Ia menyebutkan, pengguna sepeda motor dan angkutan umum tidak mengalami kenaikan harga BBM bersubsidi. Penguna mobil di atas 2005 harus memakai BBM non subsidi, karena orang kaya rata-rata tidak menggunakan mobil tua. (day)
Sumber: