Jamin Keamanan di Pelabuhan, TPS Simulasikan Penanggulangan Kebakaran

Jamin Keamanan di Pelabuhan, TPS Simulasikan Penanggulangan Kebakaran

Surabaya, memorandum.co.id - Si jago merah melahap habis kontainer di lapangan penumpukan Terminal Petikemas Surabaya (TPS), Rabu (31/8). Para pekerja di sekitar lokasi kejadian tampak bergegas menyelamatkan diri dan beberapa sigap mengambil APAR (alat pemadam api ringan) untuk memadamkan api yang mulai berkobar. Shift manager yang bertugas dibantu para petugas keamanan, tim P2K3 dan pemadam kebakaran (damkar) dengan sigap mengendalikan situasi. Dalam waktu singkat, setelah berkoordinasi komperhensif antara internal TPS, tim Damkar TPS dan Pelindo, api berhasil ditaklukkan dengan cepat. Kebakaran tersebut ternyata merupakan skenario pelaksanaan drill atau simulasi penanganan bahaya kebakaran yang diselenggarakan Tim P2K3 TPS. Drill ini dilaksanakan untuk mengetahui serta mengevaluasi kembali terhadap kesiapan personel dalam menghadapi dan mengatasi bahaya kebakaran yang bisa terjadi sewaktu-waktu di TPS. Direktur Utama TPS Abdul Rofid Fanany menyampaikan, latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesigapan personel TPS apabila terjadi kebakaran di wilayah kerja TPS. Sehingga semua pihak tahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana kordinasinya. Ini agar ancaman bahaya kebakaran dapat segera diatasi tanpa menimbulkan korban jiwa serta meminimalkan kerugian yang timbul, mengingat TPS merupakan objek vital nasional. Kegiatan simulasi ini melibatkan tim internal TPS yang meliputi Tim P2K3, Port Security, tim Pemadam Kebakaran TPS dan Pelindo. Turut menyaksikan para pemangku kepentingan TPS, yakni Kepala Kantor Syahbandar Utama Tanjung Perak dan Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak. Dengan dilaksanakannya drill kebakaran ini, diharapkan Tim P2K3 TPS dan petugas pengamanan di TPS termasuk tim operasional yang terlibat, memiliki kemampuan mengelola risiko. Khususnya dalam menghadapi segala kemungkinan adanya ancaman kebakaran, yang tentunya dapat membahayakan nyawa para pekerja dan berpotensi merusak fasilitas pelabuhan di TPS. Dapat berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, menentukan tingkat keamanan wilayah serta mengambil langkah-langkah pencegahan sekaligus penanganan yang diperlukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. “Sewaktu-waktu ancaman bahaya kebakaran bisa terjadi, itu kenapa kita perlu melakukan kegiatan ini. Ke depan saya ingin drill dilakukan di malam hari karena pada malam hari petugas tidak sebanyak di pagi hari. Sehingga kita perlu simulasikan langkah-langkah apa saja yang dapat kita lakukan pada malam hari dengan segala keterbatasan,” ungkap Abdul Rofid Fanany yang akrab disapa Ifan ini. (lis)

Sumber: