Antisipasi Banjir, Dinas PUPR Jombang Libatkan Enam UPT Lakukan Normalisasi

Antisipasi Banjir, Dinas PUPR Jombang Libatkan Enam UPT Lakukan Normalisasi

Jombang, memorandum.co.id - Guna mengantisipasi bencana banjir, Pemerintah Kabupaten Jombang melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) melaksanakan kegiatan kerja bakti normalisasi saluran air. Normalisasi kali ini melibatkan gabungan dari enam Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sumber Daya Air (UPT PSDA) PUPR yang menyasar saluran Sekunder Pulorejo II di tiga titik. Dengan menerjunkan personel sebanyak kurang lebih 224 orang, pelaksanaan normalisasi saluran sekunder sepanjang sekitar 5 kilometer. Mereka membersihkan endapan material dan sampah. Kabid SDA Dinas PUPR Kabupaten Jombang Sultoni mengatakan, bahwa sebagian besar titik lokasi yang dilakukan kerja bakti merupakan titik yang tidak dapat dijangkau oleh alat berat ekskavator. Yaitu Desa Catakgayam, Desa Janti dan Desa Gambiran. "Dan sudah mengalami pendangkalan akibat banyaknya endapan material serta adanya sampah. Sehingga saat musim hujan mengalami luberan di saluran yang mengakibatkan genangan atau banjir," katanya, Senin (29/8/2022). Sultoni menjelaskan, kegiatan pelaksanaan kerja bakti normalisasi Saluran Sekunder Pulorejo II di UPT PSDA Mojoagung saat ini sudah dilaksanakan selama dua hari. Dengan dilakukannya normalisasi ini akan membuat volume daya tampung air bertambah. "Dan aliran air akan semakin lancar, sehingga tidak terjadi genangan atau banjir. Serta dapat menjangkau lahan pertanian bagian hilir jaringan irigasi Saluran Sekunder Pulorejo II," tukasnya. Sementara itu terpisah, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Jombang, Bayu Pancoroadi mengungkapkan, titik paling rawan banjir di Kecamatan Mojoagung berada pada DAS Kali Gunting, DAS kali Gunting sendiri masuk pada DAS Kali Brantas ordo 3, dimana kewenangan berapa di Pemerintah Pusat. "Kondisi banjir di DAS Kali Gunting disebabkan debit yang masuk ke Kali Gunting secara bersamaan dari tiga sungai yang berada di hulu Kali Gunting, yaitu Sungai Pancir, Sungai Catak Banteng dan Sungai Mangir," ungkapnya. Apabila ketiga sungai tersebut memiliki debit yang besar secara bersamaan, papar Bayu, maka dapat dipastikan akan terjadi over topping (air melintas diatas tanggul) pada tanggul Kali Gunting. Pendangkalan pada DAS Kali Gunting sebenarnya tidak terlalu parah. "Karena bendung-bendung penguras sedimen yang seurutan DAS Kali Gunting sudah bekerja dengan optimal. Apabila ada sedimen di beberapa titik, hal tersebut bukan penyebab utama Kali Gunting over topping," paparnya. Bayu menegaskan, bahwa Dinas PUPR sudah melakukan kajian terhadap upaya meminimalisir banjir di Mojoagung. Kajian itu diantaranya membuat embung-embung di seurutan DAS Kali Gunting yang berfungsi menyimpan air saat debit air di ketiga sungai tersebut tinggi. "Sehingga posisi volume air di Kali Gunting bisa "dititipkan" pada embung-embung itu, dan akan dilepas saat posisi Kali Gunting dan ketiga sungai dalam keadaan kosong," tegasnya. Selanjutnya Bayu berharap, kepada masyarakat untuk sama-sama menjaga DAS Kali Gunting dan DAS DAS lainnya. Seperti menjaga keutuhan lahan hijau yang ada di hulu, agar air dapat masuk kedalaman tanah (infiltrasi) dan tidak melintas (perkolasi). "Menjaga daerah sepadan sungai agar tidak ditempati bangunan permanen maupun semipermanen, agar kegiatan operasi dan pemeliharaan dapat dilaksanakan dengan maksimal. Tidak membuang sampah di sungai agar baku mutu dan aliran sungai tidak tersumbat," harapnya. Selain itu, ujar Bayu, tidak mengeksploitasi sungai dengan mengambil batu didalam sungai, agar debit sungai bisa diredam kecepatannya. "Sehingga tidak menimbulkan daya rusak pada sungai atau DAS tersebut," pungkasnya. (yus)

Sumber: