Nasib Keluarga Perempuan Mantan Play Girl (5)

Nasib Keluarga Perempuan Mantan Play Girl (5)

Apakah sebaliknya? Ilham Menahan kegembiraan setelah mendengar dirinya hamil? Semua itu berkecamuk di dada Kokom. Sejak itu Kokom merasakan perubahan sikap Ilham. Kadang baik, bahkan teramat baik; namun kadang sebaliknya: buruk, bahkan teramat buruk. Hal yang tidak pernah ditemui Kokom pada suaminya. Lama kelamaan hal itu menjadi terbiasa, sampai saatnya Kokom melahirkan. Dan surprise… Kokom melahirkan anak kembar. Cowok. Cakep-cakep. Sehat-sehat. Dan tak diduga Kokom sebelumnya, Ilham sangat kentara sekali berusaha terlihat senang menyambut kehadiran anak-anak itu. Dia menampakkan senyum, tapi sangat terasa senyum tersebut hambar. Dia menampakkan wajah ceria, tapi amat terasa keceriaan tersebut hanya dibuat-buat. Ada apa ini? Kokom bertanya dalam hati: apakah Ilham sudah tahu bahwa anak-anak tersebut bukan darah dagingnya? Apakah Ilham tahu tentang perselingkuhannya vs sang mantan? Tapi kenapa Ilham cenderung mendiamkan dan bersikap seperti itu? Melihat Ilham yang tidak pernah menyakitinya walau mungkin tahu apa yang dia perbuat, Kokom merasa dirinya sangat bersalah. Karena itu, dia bertekad bakal membuat pengakuan dosa di hadapan suaminya. Apa pun tanggapan Ilham akan Kokom terima. Risiko sejelek apa pun. Dicueki, dimarahi, dihajar secara fisik, semua akan dia terima. Termasuk bila Ilham akan menceraikannya. Karena itu, pada malam yang sudah dipersiapkan, ketika mereka sedang berada di peraduan dan siap tidur, Kokom mencoba mengambil hati suaminya dengan memberi sentuhan-sentuhan hangat. Sentuhan sayang. Kokom menyandarkan kepala di dada Ilham. Dan perlahan namun pasti, Kokom membuka percakapan yang sudah dipersiapkan dengan matang, “Malam ini aku ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting.” Ilham merespons kemanjaan istrinya dengan mengelus punggung Kokom. Juga rambutnya. “Aku…” imbuhnya. Namun, perkataan itu dipotong Ilham dengan menempelkan jari telunjuk ke bibir Kokom. “Ayang (panggilan Ilham kepada Kokom, demikian pula sebaliknya, red) tidak usah menceritakannya. Aku sudah paham apa yang akan Ayang ceritakan. Aku sudah lama berusaha bisa menerimanya, dan sekarang ini sudah bisa benar-benar menerimanya.” Kokom tersentak kaget. Ilham melanjutkan ceritanya bahwa sebelum menikah, diam-diam dia memeriksakan diri ke dokter. Dia ingin mengetahui dirinya subur atau ada gangguan dalam kesehatan reproduksinya. Ternyata dokter menjelaskan bahwa Ilham menderita kelainan hormonal dalam reproduksi. Dan itu amat sulit disembuhkan. Dia divonis mandul! Ilham bagai tersambar petir di musim durian. (jos, bersambung)    

Sumber: