Nasib Keluarga Perempuan Mantan Play Girl (1)

Nasib Keluarga Perempuan Mantan Play Girl (1)

Namanya sebut saja Kokom. Wajahnya imut bak Lucinta Luna terkini. Pacarnya banyak. Kleleran di mana-mana. Tapi yang paling dia sukai sukai seorang pria, sebut saja Gagah. Wajah ganteng. Sayang, dompetnya sering tipis. Kokom agak lama berpacaran vs Gagah. Lebih dari lima bulan. Yang lain rata-rata di bawah dua bulan. “Padahal, targetku adalah nikah dengan cowok tajir. Nonjomblo gak masalah, asalkan tergolong duren sawit. Duda keren sarang duwit,” kata Kokom kepada Memorandum di kantor seorang pengacara seputar Pengadilan Agama Surabaya, beberapa waktu lalu. Kokom mengaku ingin berbagi pengalaman dalam berumah tangga. Supaya yang baik bisa mencontoh, sedangkan yang jelek bisa dijadikan pelajaran agar tidak ditiru. Menurut pemilik suara empuk ini, kadang dia main back street dengan dua atau tiga cowok sekaligus. Gagah merupakan pacar pada detik-detik injury time menjelang akhir masa lajang, yang dia patok tepat pada usia 25. Waktu itu usianya sudah menginjak 24,5 tahun. “Sisa waktu tinggal setengah tahun, namun belum kutemukan pasangan sesuai kriteria,” tegasnya. Diakui bahwa Gagah hanya memenuhi syarat ganteng. Tajirnya tidak. Padahal, itu yang utama. “Prinsipku: elek ritek sing penting tajir melintir. Bekas suami orang juga nggak apa-apa, asalkan satusnya jelas,” tegasnya. Kalimat senada sering diulang-ulang. Perempuan yang mengaku suka traveling dan kuliner ini menjelaskan bahwa Gagah waktu itu baru lulus kuliah. Sejak wisuda hingga tujuh bulan berjalan, Gagah masih menganggur. “Aku sudah mendesak dia secepatnya mencari kerja agar bisa cepat nikah. Gagah mengaku sudah berusaha, hanya belum beruntung,” kata Kokom, yang menambahkan bahwa kekasihnya itu sudah pontang-panting memasukkan lamaran ke banyak perusahaan, namun belum mendapatkan respons. Di tengah gunda gulana, Kokom secara khusus ditemui pakdenya, kakak ibunda. Lelaki paruh baya itu mengaku mendapat amanah dari anak sahabatnya. “Dia ingin ta’aruf dengan aku,” kata Kokom menjelaskan soal tujuan kedatangan pakdenya. Menurut Kokom, pemuda yang ingin menikahinya itu anak pemangku pondok pesantren besar di Jawa Timur. Lulusan S2 Kairo. Pemuda tersebut tahu tentang Kokom karena pernah mengantar ayahnya ke rumah pakde Kokom, yang waktu itu menikahkan putrinya. Kebetulan Kokom bersama keluarganya juga menghadiri acara resepsi pernikahan sepupunya itu. “Tapi siapa pemuda yang dimaksud Pakde, aku belum tahu,” aku Kokom. Walau begitu, Kokom meyakini pemuda tersebut, sebut saja Ilham, berasal dari keluarga kaya sesuai dengan kriterianya. Tidak mungkin kan keluarga pemangku pondok tidak kaya? (jos, bersambung)    

Sumber: