Museum Bendanten, Bupati: Jejak Sejarah Hayam Wuruk di Sana
Gresik, memorandum.co.id - Kabupaten Gresik memiliki museum peninggalan sejarah yang terletak di hilir Sungai Bengawan Solo. Tepatnya di Desa Bendanten, Kecamatan Bungah. Museum itu diresmikan bertepatan dengan selesainya Misi Ekspedisi Bengawan Solo (MEBS) 2022 oleh Bupati Fandi Akhmad Yani, kemarin. MEBS merupakan aktivitas pengarungan sungai sekaligus penelitian aspek lingkungan sosial, budaya, sejarah dan potensi ekonomi di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) utama Bengawan Solo. Ekspedisi dimulai 14 Juli dan berlangsung selama sebulan. Menempuh jarak 462 kilometer dan melewati 491 desa di 12 kabupaten/kota Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Ini merupakan suatu ekspedisi luar biasa dengan riset dan penelitian terpanjang yang dilakukan oleh komunitas Misi Ekspedisi Sungai Bengawan Solo dan komunitas lainnya," ujar bupati dalam acara yang dikemas dalam Sarasehan Sejarah dan Budaya tersebut. Ia menuturkan, Naditira Bedanten merupakan pit stop terakhir dari ekspedisi. Naditira merupakan titik paling hilir Bengawan Solo yang mempunyai catatan dan jejak peninggalan sejarah. Berdasarkan prasasti Canggu, desa-desa tepian Bengawan solo yang disinggahi Raja Hayam Wuruk antara lainĀ Madanten (di Bedanten, red). Bedanten dikenal sebagai salah satu desa tepianĀ Bengawan Solo yang melayani jasa tambangan atau penyeberangan (Naditira Pradeca). "Tersebut dengan nama Medanten atau sekarang yang dikenal Desa Bedanten," tambah mantan ketua DPRD Gresik itu. Berangkat dari sejarah besar itu, generasi muda diajak untuk melek sejarah. Dari sejarah belajar kejayaan, dari sejarah pula belajar tentang kehancuran. Untuk merawat itu, diresmikanlah museum temuan kuno atau peninggalan masa lalu di Bedanten. Sebagai langkah penyelamatan.(and/har)
Sumber: