Rencana Grand Opening Trans Icon Mall Surabaya Bikin Kecewa Warga Gayungan
Surabaya, memorandum.co.id - Rencana grand opening Trans Icon Mall Surabaya rupanya memantik kekecewaan dari warga sekitar. Pasalnya, pemilik atau pengelola proyek prestisius tersebut masih menyisakan janji terhadap warga RW 1 Kelurahan Gayungan, Kecamatan Gayungan, yang belum terealisasi. Ketua RW 1 Mudjianto mengungkapkan, janji yang belum direalisasikan oleh pemilik The Trans Icon masih banyak. Di antaranya terkait lapangan pekerjaan, kompensasi kerusakan bangunan, hingga dijanjikan pemasangan air bersih. "Masih banyak janji-janji dari pengembang Trans Icon itu yang belum ditunaikan. Tetapi sekarang malah mau buka dan beroperasi, tentu kami kecewa. Semestinya komitmen itu harus diselesaikan dulu bersama warga baru buka," ujarnya, Rabu (3/8/2022). Meski demikian, Mudjianto tak memungkiri bila pengembang telah melakukan upaya-upaya positif kepada warga sekitar. Namun sayangnya, upaya tersebut dilakukan kurang sepenuh hati. Salah satunya mengenai lapangan pekerjaan. Dari 35 surat lamaran yang diserahkan, yang diterima sebagai pekerja hanya sekitar 12 orang. Tidak semua. Warga tentu merasa prihatin. "Kasihan yang tidak dapat tanya ke saya terus. Mereka semua warga MBR (masyarakat berpenghasilan rendah), butuh kerja. Kami harap, paling tidak seluruh warga kami yang nganggur itu kebagian, jangan rekruit karyawan dari Jakarta saja," ucapnya. Janji lain yakni, pemasangan air bersih. Gegara ada bangunan pencakar langit di permukiman RW 1 Gayungan itu, pasokan air bersih warga sempat terhenti. Warga bahkan sempat mencicipi air berwarna kecokelatan. Namun itu dulu, kini berangsur membaik. "Kami khawatir kalau nanti hotel, apartemen, perkantoran itu beroperasi, maka pasokan air bersih kami berkurang. Karena itu, pihak Trans Icon menjanjikan pemasangan air bersih ke rumah warga tetapi sampai sekarang belum terealisasi," bebernya. Rasa kekecewaan turut disampaikan oleh ketua RT 2 Gayungan, Sadeli. Dia merasa kurang diperhatikan oleh pengembang mengenai masalah kompensasi. Warga dengan Trans Icon pernah bersepakat mengenai kompensasi atas polusi selama pembangunan gedung 36 lantai. Namun kompensasi tak berjalan mulus bagi warga RT 2. Berbeda dengan warga RT 1 yang telah menerima ganti rugi. "Warga RT 2 juga mendapat kompensasi. Ada sebanyak 60 KK yang berhak menerima, tetapi sampai sekarang belum terpenuhi," tandasnya. Pihak The Trans Icon, kata Sadeli, memberikan ganti rugi nominal kepada warga yang terdampak, khususnya yang berjarak 100 meter dari lokasi proyek. Di RT 1 yang paling terdekat dengan lokasi proyek, terdapat hampir 80 KK. Seluruh warga yang bermukim di RT 1 kebagian kompensasi. Bagi rumah warga yang masuk ring 1 mendapat Rp 10-12 juta, ring 2 ditaksir Rp 8 juta, dan di ring 3 diberikan Rp 4 juta. Sedangkan di wilayah RT 2 terdapat 450 jiwa dengan sekitar 240 KK. Namun sesuai peraturan yang berlaku, yakni berdasarkan zonasi 100 meter, maka warga yang kebagian hanya 60 KK. "RT 1 sudah kebagian semua. Nah yang di RT 2 belum. Padahal kita sudah ngukur di lokasi. Ada sekitar 60 KK yang terjaring. Ini yang kami harap dapat diberikan kompensasi seperti janji Trans Icon kepada kami," harap Sadeli. "Kalau memang ada komitmen, maka itu ditunaikan. Kami sangat kecewa mendengar mal di dalam Trans Icon mau dibuka, semestinya komitmen itu dipenuhi dulu baru kemudian buka," sambungnya. Terpisah, Vice President Corporate Communications PT Trans Retail Indonesia, Satria Hamid saat dihubungi via telepon seluler tidak merespons. Dia hanya membenarkan bahwa pada Agustus 2022 ini Trans Icon Mall Surabaya akan melakukan grand opening. "Mohon doanya agar openingnya diberikan kelancaran,” ungkap Satria melalui pesan singkat WhatsApp. Namun begitu, sampai saat ini, proyek prestisius yang menggabungkan hunian, komersial, dan rekreasi milik bos CT Corp Chairul Tanjung itu belum mengantongi sertifikat laik fungsi (SLF). Saat disinggung mengenai kewajiban SLF yang mesti terlengkapi, Satria belum memberikan responsnya. (bin)
Sumber: