Derita Panjang Pasangan Suami-Istri di Atas Ranjang (1)

Derita Panjang Pasangan Suami-Istri di Atas Ranjang (1)

Lebih dari 10 menikah, Hayong (samaran) tidak pernah berhubungan seks. Sekali pun. Yang dia lakukan terhadap istrinya, sebut saja Linda, hanya intip-intip. Beberapa kali Hayong memaksa mendobrak gerbang suwarga Linda, dia malah merasa seperti menabrak Tembok Besar China. “Keras. Gerbangnya tidak mau membuka. Tertutup rapat-pat-pat seperti terkunci dari dalam,” tutur Hayong kepada seorang pengacara yang terbiasa mengurus perceraian di Pengadilan Agama (PA) Surabaya, beberapa waktu lalu. Hayong mengaku pernah memakai pelicin, namun hasilnya jauh lebih fatal. Selip dan rasanya seperti patah. “Kami sempat menyerah dan putus asa. Linda bahkan memersilakan aku mencari wanita di luar asal tidak meninggalkan dia,” imbuh Hayong. Hayong marah. Ia menegaskan kepada Linda bahwa cintanya adalah cinta murni yang tidak dilandasi hawa nafsu. Andai sampai akhir hayat tidak berhasil juga, dia rela menerimanya. Tidak hanya Hayong yang tersiksa setiap akan mengadakan pertempuran, Linda pun merasakan siksaan yang tidak kalah menyakitkan. “Dia merasakan nyeri yang amat sangat,” kata Hayong. Ketika Hayong memakai pelicin, Linda bahkan merasakan nyeri yang tidak lagi tertahankan. Dia pingsan bersamaan saat Hayong mendobrak gerbang suwarga-nya. Hayong sendiri terlempar ke samping dan jatuh dari ranjang. Selip. Hayong pernah mengajak Linda konsultasi ke dokter atau psikiater, tapi istrinya menolak dengan alasan malu. Saat itulah Linda memersilakan Hayong mencari wanita di luar. “Lucunya, Linda malah menyarankan agar kami konsultasi dengan orang pintar.  Ia curiga ada orang lain kecewa dan marah atas perkawinan kami,” kata Hayong, yang menambahkan terpaksa menuruti kemauan Linda karena istrinya tersebut hampir setiap hari merajuk. Linda curiga ada mantan-mantan Hayong main dukun menutup jalan kenikmatan lelaki yang memang ganteng dan gagah ini. Akhirnya Hayong menurut bagai kerbau dicocok hidungnya agar Linda nggak ngambek. Pasangan suami-istri kemudian ke Banyuwangi untuk berikhtiar. Saran tentang ini memang  datang dari bude Linda, yang ngakunya punya tetangga orang pintar yang dungdeng. Hayong sebenarnya sejak awal sudah tidak percaya. Tapi karena desakan Linda, dia akhirnya—ya itu tadi—nganut grubyuk bagai kerbau dicocok hidungnya.  Termasuk membelanjakan keperluan-keperluan yang tidak masuk akal. Antara lain sewek parang rusak, sarung batik tulis, sepasang ayam putih dan telur yang baru keluar. “Mereka menemui orang tua yang kabarnya bertempat tinggal di lereng Gunung Raung,” kata pengacara yang ditemui pasangan Linda dan Hayong, sebut saja Win. (jos, bersambung)  

Sumber: