Laba Bersih PT Semen Indonesia Turun 38%, Kinerja Keuangan Naik 31%
Kuta, Memorandum.co.id - Laba bersih di periode 9 bulan tahun ini PT Semen Indonesia menurun menjadi Rp 1,3 triliun atau sekitar 38% dari periode yang sama tahun lalu. Demikian kata Sigit Wahono, Kepala Departemen Komunikasi PT Semen Indonesia kepada wartawan dalam acara Media Fun Trip Semen Indonesia Jurnalis Jawa Timur, di Hotel Zia, Kuta, Bali, Kamis (7/11) malam. Penurunan ini, papar Sigit, karena beban bunga bank mengalami peningkatan. Meski begitu, sambung Sigit, kinerja keuangan PT Semen Indonesia mengalami kenaikan 31% Rp 28,12 Triliun dibanding tahun lalu Rp 21,45 Triliun. Kata sigit, dengan kapasitas mencapai 113 ton/tahun dengan perkiraan pertumbuhan 4%, tetapi pertumbuhan sampai September 2019 justru minus 2,5%. “Kita memprediksi awal tahun turun, karena proyek strategis menunggu situasi politik dan setelah itu ternyata menunggu lagi susunan kabinet,” kata Sigit. Namun soal penjualan, Sigit menjelaskan, Semen Indonesia tetap optimistis dan harapannya di kwartal 4 ini meningkat, paling tidak mampu mempertahankan market share 53% (dari Semen Indonesia 36% dan Solusi Bangun Indonesia —nama baru Holcim— 17%) Sedangkan mengenai strategi ekspor, lanjut Sigit, tetap dilakukan ekspor ke Bangladesh, Srilangka, dan sebagian ke China. “Kita tetap ekspor agar profit tetap terjaga baik yang dikirim dari Vietnam maupun dari Indonesia. Jadi kita fokus mencari pembeli yang menjanjikan kita dapat profit,” tandasnya. Penguatan fasilitas, lanjut Sigit, dengan memperbaiki pelabuhan dengan kedalaman lebih baik, sehingga kapal besar bisa mengangkut semen dalam jumlah besar. Untuk Semen Andalas, kata Sigit, Semen Indonesia memaksimalkan startegi menjangkau pasar lebih efisien, sehingga membantu pemasaran yang ideal. “Sumatera tetap yang terkuat Sumut, Sumbar, dan Sumsel, tetapi kita memberikan produk yang terdekat. Sedang soal utilisasi pabrik, lanjut Sigit, Semen Gresik tetap tertinggi, dan rencana produksi 2 tahun ke depan 375 ton. Startegi Strategi Semen Indonesia, lanjutnya, menata seluruh produk (Semen Padang, Semen Indonesia, Dynamix, Semen Andalas) branding sekaligus penguatan penguasaan wilayah pemasaran. Mengenai Semen Andalas, katanya, walaupun konsentrasi di Aceh, tetapi cukup kuat, karena masyarakat Aceh sangat fanatik dengan produk Semen Andalas. Strategi lain, lanjut Sigit, dengan penataan penjualan masing-masing produk, Semen Padang wilayah Sumatera Tengah dan sekitarnya, Rencana tahun 2020, menurut Sigit, merek Holcim diubah menjadi dynamic sekaligus menata brandingnya. “Menata produksi dari Holcim ke Dynamic. Mengintegrasikan sistem secara menyeluruh, termasuk standar budgeting dan akunting. Dan inovasi Holcim yang ada terus diintegrasi Semen Indonesia,” ujarnya.(asw)
Sumber: