Jatuh Cinta kapada Purel di Sebuah Rumah Hiburan (5)

Jatuh Cinta kapada Purel di Sebuah Rumah Hiburan (5)

Kepalanya terbentur batu dan terjadi pendarahan di otak. Si anak harus dioperasi karena ada gumpalan darah di otak anak tadi Pak RW yang membiyai seluruh kebutuhan rumah sakit. Rini sempat besyukur dan berterima kasih kepada Pak RW. Tapi tidak disangka, Pak RW menolong Rini bukan tanpa pamrih. Ketika Rini sowan ke rumahnya untuk mengucapkan terima kasih, lelaki beristri dua itu berterus terang sudah lama naksir dan ingin memperistrinya. Dijadikan yang ketiga. Tentu saja Rini menolak. Saat itulah Pak RW mengeluarkan jurus orang kuasa: mengancam. Bila  tidak bersedia menjadi istri ketiga, Rini harus mengembalikan biaya rumah sakit yang nilainya sangat besar. “Aku tidak mampu. Makanya aku mau diajak tetangga bekerja di Surabaya, yang katanya gajinya lumayan besar. Nggak tahu kalau begini,” cerita Rini, yang menambahkan bahwa dia sering disemprot bosnya dan sebagian tamu lantaran beriskap kolot. “Aku pernah dipaksa memakai baju dengan belahan dada terbuka lebar dan rok mini yang lebarnya hanya sejengkal.” Entah sudah berapa kali Rini menolak ajakan tamu-tamu yang ingin mem-booking out. Sudah tak terhitung. Di room pun, Rini selalu mengelak bila ada yang berbuat tidak senonoh. Sebagian tamu complain, bahkan menukarnya dengan purel lain. Namun, tidak sedikit pula yang menghormati sikap Rini. Karena masih banyak yang ingin ditemani Rini itulah, yang menjadikan dia masih diperbolehkan bekerja di tempat hiburan tersebut. Setelah dua kali datang bersama Wawan, Hery memberanikan diri minta nomor HP Rini dan izin menghubunginya. Gayung bersambut. Rini sangat welcome. Sejarah kehidupan Rini, terus terang, membuat hati Hery terenyuh. Dia melihat Rini sosok perempuan mandiri, berpendirian kuat, dan tabah menghadapi segala tantangan. Jujur saja Hery terpikat. Tidak hanya oleh hal-hal tadi, tetapi juga oleh sikapnya terhadap agama. Suatu saat Hery sempat membuka-buka HP-nya yang tertinggal di meja ruang VIP. Saat itu dia ke kamar kecil. Ternyata 90 persen isinya hal-hal yang berbau agama. Ada kumpulan tausiyah. Ada kumpulan lagu-lagu rohani Islam. Ada kumpulan kata mutiara Islam. Ada kumpulan sari tilawah. Dll. Dsb. Dst. Waktu itu tampaknya dia baru membuka tausiyah Ustaz Adi Hidayat bertajuk Mau Hati Tenang?! TontonVideo Ini. Kesan ini melekat kuat di hati. Tapi, itu belum seberapa. Sebelumnya ada kejadian yang menimbulkan tanda tanya besar. Sepulang dari diskotek saat kali pertama bertemu Rini. Waktu itu kami pulang menjelang diskotek tutup. Di tempat parkir, mobil mogok. Terpaksa Hery mencoba mengutak-atiknya. Kebetuan dia dulu lulusan SMK jurusan mesin, jadi sedikit-sedikit mengerti soal mesin mobil. (jos, bersambung)  

Sumber: