Neo Mustaqbal

Neo Mustaqbal

Oleh: Dahlan Iskan Sejarah dunia akan dibuat oleh Arab Saudi. Sejarah pertama: Aramco akan go public --dengan nilai yang belum ada duanya di dunia: Rp 28.000.000.000.000.000. Kedua: hasil IPO itu akan digunakan untuk membangun kota --yang juga belum ada duanya. Namanya Neom City --Kota نيوم Kota baru itu letaknya tak terpikirkan oleh orang biasa: di pojok utara negara itu. Di Provinsi Tabuk. Lokasi ini sepelemparan batu dari Mesir. Berbatasan pula dengan Israel dan Jordania. Boleh dikata Neom berada di segitiga sangar itu. Dengan Mesir sebenarnya tidak berbatasan. Ada jarak di antara dua wilayah. Jarak itu berupa laut sempit: Selat Aqaba. Di ketiak Laut Merah. Tidak jauh dari mulut selatan Terusan Suez. Itulah kota masa depan --sesuai dengan namanya: Neom. Singkatan dari Neo dan huruf M --awal dari kata Mustaqbal. Neo, dari bahasa Yunani, Anda sudah tahu artinya. Mustaqbal, dari bahasa Arab, Anda pun sudah tahu maknanya: masa depan. Maka kota itu bisa digelari baru, Mustaqbal pula. Boleh dikata Neom adalah neo Aramco. Dari go public Aramco itulah diharapkan Saudi bisa mendapat uang USD 300 miliar. Untuk menyangga biaya pembangunan sebesar USD 500 miliar. ‘Tinggal’ kurang USD 200 miliar. Ups, kekurangannya saja sekitar Rp 2.800.000.000.000.000. Bagi saya angka itu begitu abstrak. Menghitung jumlah nolnya saja lelah. Tapi bagi Saudi 15 nol itu kelihatannya mudah: akan ditutup dari para investor. Untuk apa membangun kota yang begitu mahal? Itu untuk jaga-jaga. Setelah minyak mentah habis, Aramco hanya akan menjadi masa lalu. Harus ada gantinya. Neom City adalah calon pengganti Aramco. Dari menatap masa lalu ke menengok masa depan. Itulah strategi jangka panjang Saudi. Kota baru itu bukan lagi angan-angan. Langkah pertama sudah diayunkan. Bandaranya sudah dibangun. Sudah jadi. Sudah dioperasikan empat bulan lalu. Nama bandara itu Neom Bay Airport. Di bibir pantai Laut Merah. Panjang landasannya 3.757 meter. Untuk sementara. Sebagian perumahan juga sudah selesai dibangun. Sebagai pijakan awal untuk proyek masa depan --Saudi 2030. Sebuah konsep jangka panjang yang dicanangkan pangeran MbS --Mohamad bin Salman. Yang kini punya kekuasaan penuh. Yang baru berumur 35 tahun. Di kota baru itu nanti segalanya serba baru. Sumber energinya 100 persen baru. Green --dari tenaga matahari dan angin. Sistem taksi dalam kotanya benar-benar baru: taksi terbang. Semua pembantu rumah tangganya juga baru: robot. Yang bisa bicara. Istri penghuninya: istri masing-masing. Kota Neom akan jadi pusat wisata dunia yang lengkap. Punya laut. Punya gurun. Punya gunung. Di dekat situ ada gunung yang tingginya 2.500 meter. Gunung batu. Di pantainya akan dibangun surga dunia. Di atas gunungnya akan dibangun bulan buatan. Di gurunnya akan dihidupkan kembali dinosaurus --dalam bentuk robot. Semua itu akan membuat kasihan pulau wisata Mesir di seberangnya. Kasihan pula piramidnya. Pun pegunungan Petra Israel di utaranya. Yang juga kasihan adalah proyek ambisius di dalam negeri sendiri. Proyek di Jeddah itu. Tidak cukup dana lagi untuk meneruskan Menara Kingdom. Gedung baru yang diniatkan untuk menyaingi Burj Khalifa di Dubai. Menara Kingdom akan menjadi gedung tertinggi di dunia --dan tidak akan ada yang menyainginya lagi. Tingginya: 1 km. Menurut rencana. Proyek itu kini macet. Kekurangan dana. Padahal tahun ini mestinya sudah selesai. Saya sudah ingin ke Jeddah. Hanya untuk merasakan lift-nya. Yang merek KONE. Yang dibuat dua tingkat. Entah seperti apa rasanya. Semua daya tarik di tanah Arab akan tersedot oleh vacuum cleaner baru seharga 15 nol bernama Neom. Atau malah akan mendapat berkah darinya? Pokoknya Neom tidak harus sukses. Uang turis dianggap sebagai pengganti petrodolar. Pangeran MbS pun menunjuk tokoh sekelas Klaus Kleinfeld sebagai CEO Neom City. Kalangan bisnis internasional tahu siapa Kleinfeld: pernah menjadi CEO Alcoa New York. Pernah juga menjabat CEO Siemens Munich, Jerman. Kleinfeld-lah yang membangkitkan kembali Siemens. Nama Kleinfeld memang top --sebagai jago turn around perusahaan. Laba Siemens naik drastis di masanya. Pembangunan Neom sendiri sempat tersendat. Setahun setelah pencanangannya terjadilah kehebohan yang juga belum ada duanya: seorang wartawan Saudi dibunuh --sampai mayatnya pun lenyap: Jamal Khashoggi. Hari itu Khashoggi ke Konsulat Saudi di Istanbul, Turki. Untuk mengurus surat nikah. Dijanjikan akan dibantu oleh petugas konsulat. Wartawan kritis ini lenyap di situ. Pembunuhnya pun belum ada duanya. Anda sudah tahu: serombongan manusia yang datang dengan mencarter pesawat. Dua pesawat khusus. Diterbangkan dari ibu kota Arab Saudi. Hebohlah seluruh dunia. IPO Aramco pun tertunda. Pun proyek Neom. Banyak arsitek yang mengundurkan diri --sebagai protes atas pembunuhan itu. Kleinfeld pun --warga Amerika kelahiran Bremen, Jerman-- ditarik dari Neom. ‘Dipromosikan’ menjadi penasihat Pangeran. Posisi CEO Neom ditempati putra bangsa sendiri: Nadhmi Al Nasr. Nadhmi lulusan teknik kimia dari universitas lokal: King Fadh University di Kota Dhahran. Begitu lulus dulu Nadhmi langsung kerja di Aramco --yang kantor pusatnya juga di Dhahran. Karir tertingginya di Aramco adalah wakil presiden bidang teknologi. Kini soal Khashoggi sudah mulai dilupakan. Dugaan keterlibatan Pangeran MbS juga sudah tidak banyak diungkit. Rencana go public Aramco pun diteruskan. Senin kemarin adalah pengumuman resminya. Dunia keuangan terkaget-kaget. Sumber dana akan kesedot ke sana. Atau IPO itu sendiri kurang laku. Kuat-kuatan. Dunia keuangan kini tinggal menanti: berapa persen saham Aramco yang akan dilantaikan di bursa. Yang lebih dinanti: berapa angka terakhir yang akan didaftarkan sebagai nilai perusahaan. Berapakah sebenarnya nilai perusahaan Aramco. Betulkah USD 2 triliun? Aramco memang raja minyak sejagad. Produksinya mencapai 10 persen produksi minyak dunia. Tapi kalau nilai Aramco dicatatkan USD 2 triliun pasar modal akan menolak. Dianggap terlalu mahal. Angka itu bisa menjadi bencana: begitu IPO diluncurkan harga saham Aramco akan anjlok. Sebaliknya, kalau Aramco ‘hanya’ dinilai USD 1,6 triliun pihak Saudi yang keberatan. Kok Aramco dinilai begitu murah. Biasanya akan ada angka kompromi. Paling lambat akhir bulan ini. Angka kompromi itu mungkin USD 1,7 triliun. Atau terserah saja. Toh masih tetap yang terbesar dalam sejarah pasar modal. Itu masih lebih besar dari Apple ditambah Google ditambah Exxon ditambah pulau reklamasi di Teluk Jakarta. Laba tahun lalunya saja USD 111 miliar. Kabarnya Aramco tidak keberatan untuk membagi deviden sampai USD 68 miliar. Di tahun pertamanya. Sebagai iming-iming bagi Anda --yang tertarik ikut membeli saham ecerannya. Berapa persenkah saham Aramco yang akan dilepas ke pasar modal? Persentase itu juga sangat dinanti. Selentingan menyebutkan hanya akan 5 persen. Kurang menarik. Itu pun dibagi dua: 3 persen di pasar modal New York, 2 persen di pasar modal Saudi sendiri. Kian kurang menarik. Kebanyakan kita mungkin akan lebih menarik ke haji atau umrohnya. Dengan rute baru: Mekah-Madinah-Neom. Sebentar lagi visa haji dan umroh boleh ke mana saja. Tidak hanya untuk Mekah-Madinah. Saudi harus jualan Neom habis-habisan. Rute baru pun akan sangat populer. Mekah Al Mukarromah. Madinah Al Munawwarah. Neom Al Ainul Jannah.(*)

Sumber: