Kualitas Wasit dan Hakim Lokal Semakin Baik

Kualitas Wasit dan Hakim Lokal Semakin Baik

Bondowoso, Memorandum.co.id -  Dalam pertandingan cabor tinju Porprov Jatim VII, panitia penyelenggara menggunakan wasit dan hakim lokal dari Jawa Timur, sehingga wasit dan hakim lokal berusaha sebaik wasit-hakim setingkat nasional, Jumat (1/7) malam. Ketua Harian Pertina Jawa Timur, Mikdon Henki Tanaem mengatakan, jadi saat Porprov, wasit-hakim lokal atau dari Jatim sendiri. "2019 saya bersama Ketum terpilih saya memprogram pelatihan wasit-hakim. Sedangkan di Porprov sebelumnya kita masih menyewa wasit-hakim dari luar Jatim. Inilah yang menjadi tantangan kita semua, sebenarnya kita mampu mencetak wasit-hakim baru. Kali ini kita uji dan malah semakin membaik kualitasnya dari sebelum-sebelumnya," ungkap Nedy. Selain itu, dengan adanya wasit-hakim lokal baru, membuat penilaian wasit-hakim lebih netral dan menjunjung sportifitas terhadap para peserta dan peserta cukup menikmati lajunya pertandingan. "Hal inilah yang membuat peserta senang dengan hasilnya, karena wasit-hakim lebih teliti memberi penilaian. Buktinya perolehan medali cukup merata. Wasit-hakim ada lisensinya dan penyegaran," ucapnya. Nedy juga yakin, nantinya perolehan para petinju di PON juga semakin membaik. "PON kemarin kita kirim 2 petinju dan dapat 2 perunggu. Dengan adanya pertandingan kali ini kami berharap Jawa Timur bisa kembali ke kitahnya dan disegani," tandas Mikdon. Perlu diketahui sebanyak 140 petinju putra-putri turun di laga cabang olahraga tinju Porprov Jatim VII 2022, yang berlangsung di Alun-alun Bondowoso. Sebanyak 22 medali emas diperebutkan 24 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jawa Timur. Selain itu, dalam 22 nomor yang dipertandingkan di Cabor Tinju, dipertandingkan juga nomor elit putra dan nomor elit putri, sehingga kualitas pertandingan semakin terlihat "Kalau kita berbicara soal perkembangan, tidak terlepas dari program Pertina yang sudah kita terapkan. Untuk Jawa Timur sudah mulai bangkit dengan mempertandingkan 7 kelas di Porprov ini, dengan harapan regenerasi atlet dan keorganisasian untuk persiapan menuju Pra PON dan PON 2024," ujar Mikdon. Menurut pria yang akrab disapa Nedy ini, hampir semua Kota/Kabupaten berpeluang menjadi juara, namun saat pertandingan final berlangsung, mulai terlihat beberapa Kota/Kabupaten menunjukan kelasnya. "Saat ini, yang paling menonjol ada Ngawi, Probolinggo, Kota/Kabupaten Malang, Batu, Bondowoso, dan juga Surabaya, Banyuwangi serta Jember. Jadi gini, secara peta kekuatan menurut jumlah atlet, kualitas pertandingan, yang masuk final hampir merata," imbuh Mikdon. (rio)

Sumber: