Cabor Tinju di Alun-alun Bondowoso, Magnet Kebangkitan Prestasi Jatim

Cabor Tinju di Alun-alun Bondowoso, Magnet Kebangkitan Prestasi Jatim

Bondowoso, Memorandum.co.id - Pertandingan cabor tinju Porprov VII/2022 Jatim menarik dan memikat masyarakat Bondowoso untuk berbondong-bondong menyaksikan secara langsung di Alun-alun Kabupaten Bondowoso, (29/6/2022). Memasuki hari kedua pelaksanaan kejuaraan, berlangsung partai ke 37 sampai 62, yang dibagi dalam dua sesi, yakni siang sampai sore, dan sesi malam pukul 18.30 sampai selesai. Tak cukup di sini, pertandingan tinju juga disiarkan melalui kanal YouTube. “Perkembangan tinju ke depan sangat menarik melihat animo penonton yang hadir. Kami sampaikan terima kasih kepada KONI Jatim, ada perubahan yang signifikan dari harapan kita, dari 17 menjadi 22 partai daripada porprov sebelumnya,” ujar Delegasi Teknik (TD) Tinju, Agung Samsul Hadi. Menurutnya, ini menjadikan harapan bagi kebangkitan (tinju) Jawa Timur, yang akan dimulai dari Porprov VII ini. “Sudah lama kita merindukan prestasi Jawa Timur ini,” imbuhnya. Dapat disaksikan, jelasnya, mulai kemarin dan hari ini, para petinju ini merupakan bibit-bibit ke depan, seperti Kab Probolinggo sudah kelihatan bibit-bibitnya, Kota Batu, Blitar dan Kediri. Dimana, butuh pembinaan berkelanjutan, adanya kompetisi yang berkelanjutan, sehingga akan memberikan dampak prestasi yang optimal. “Kita kalau bicara ke depan itu omong kosong, kalau tidak ada progres yang mendukung pembinaan tersebut,” terangnya. Soal kiblat tinju di Jawa Timur sebelumnya, ada Ngawi, Kab Probolinggo, kemudian Kota Batu, ini lumayan juga pola pembinaannya, tapi memang benar adanya kompetisi berkelanjutan yang sistematis akan memberikan dampak prestasi yang optimal ke depan, itu kunci,” katanya. Agung berharap kepengurusan ini, bisa meramu program yang memberikan dampak prestasi ke depannya. “Tinju saat ini di masyarakat luas, lagi menjamur, banyak yang ikut member latihan tinju, namun sifatnya untuk beladiri, bukan prestasi,” ungkapnya. Dia mengakui memang tidak mudah bagi orang tua melepaskan anak-anak mereka bertanding. “Harus kita sikapi bersama, bahwa tinju amatir ini prinsipnya adalah keselamatan dan kesehatan, jadi benar-benar tertata, terjaga dari rule, aturan, yang benar-benar menjaga kesehatan dan keselamatan petinju,”tuturnya. Sehingga, sambungnya, orang tua itu tidak akan memiliki rasa khawatir yang berlebihan, ini diperlukan adanya sosialisasi supaya lebih cermat, kalau tinju amatir itu lain daripada yang lain, safety yang utama, keselamatan dan kesehatan itu adalah prinsip yang utama. “Saat ini banyak anak-anak yang latihan tinju dari kalangan berada, berpikiran ikut latihan ini dalam rangka beladiri, jadi perlu adanya terobosan dari pengurus supaya orang tua itu, bagaimana tahu persis kalau tinju amatir itu amat sangat menjaga,” paparnya. Agung mencontohkan, pertandingan (porprov), kalau tidak mampu akan dihentikan, dan selalu mengatakan, bahwa dalam satu ronde, tiga kali tidak berdaya, tidak harus sampai jatuh KO, juga faktor keseimbangannya, ada standing down, standing count, itu benar-benar sudah harus dihitung. “Tiga kali hitungan dalam satu round, maka pertandingan akan selesai,” pungkasnya. (rio)

Sumber: