Rumah Padat Karya Viaduct Gubeng Serap 20 Tenaga Kerja MBR
Surabaya, memorandum.co.id - Keberadaan Rumah Padat Karya Viaduct Gubeng menjadi oase bagi warga berstatus masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk mencari pundi-pundi rupiah. Aset milik Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya yang berada di Jalan Nias 110 itu, kini dimanfaatkan sebagai pemberdayaan beberapa unit usaha. Mulai dari barbershop atau pangkas rambut, coffee shop, hingga cuci motor dan mobil. Setiap hari, rumah usaha itu ramai dikunjungi oleh kawula muda maupun keluarga. Camat Gubeng Eko Kurniawan Purnomo mengatakan, Rumah Padat Karya Viaduct Gubeng telah menyerap 20 tenaga kerja dari MBR. Ke depan, Eko berencana akan menambah rumah padat karya itu dengan beberapa unit usaha. Dengan begitu, makin banyak tenaga kerja yang diserap. “Rencana ke depan, kita akan buka laundry dan sentra batik, sekaligus ada desainernya di dalam. Jadi, warga yang membeli kain batik dan ingin model seperti apa, akan dijahitkan dan hasilnya akan menjadi baju siap pakai,” kata Eko, Senin (20/6). Eko mengungkapkan, dalam satu hari, Viaduct Gubeng mampu menghasilkan pendapatan mencapai Rp 3 juta. Sejak diresmikan oleh Wali Kota Eri Cahyadi pada Sabtu (28/5/2022) lalu, Viaduct Gubeng telah meraup penghasilan lebih dari Rp 20 juta. “Per minggunya, untuk sementara tiap MBR mendapat Rp 500 ribu. Jika ditotal dalam satu bulan, maka satu MBR mendapat penghasilan sebesar 2 juta rupiah,” kata Eko. Eko mengaku optimis, pendapatan Viaduct Gubeng bisa terus meningkat. Dengan peningkatan itu, maka penghasilan yang didapat oleh tenaga kerja MBR juga bisa ikut meningkat. Sebab, kegiatan operasional dan manajerial Viaduct Gubeng dikelola secara mandiri oleh para MBR. “Kami juga memiliki tim pendamping, baik dari segi manajemen, keterampilan memasak, barista, barber, hingga cuci mobilnya,” ujar dia. Eko tak memungkiri, bila terdapat warga MBR yang lainnya belum mendapat pekerjaan. Pihaknya lantas memastikan akan terus menampung untuk menjadi tenaga kerja di Viaduct Gubeng. “Kita lihat kesungguhan mereka, kemudian kita kan mengadakan wawancara kerja. Yang penting niat bekerja, karena kami menyediakan pelatihan dan pendampingan,” papar dua. Rekrutmen tenaga kerja Viaduct Gubeng akan terus dibuka. Sebab menurutnya, aset milik Pemkot Surabaya harus terus dikelola untuk mengentaskan kemiskinan dan pengangguran di Kota Pahlawan. “Kita bagi rata untuk semua MBR, karena kita tidak mencari keuntungan. Melainkan bagaimana aset Pemkot Surabaya ini bisa terus bergerak dan bermanfaat bagi masyarakat,” terang Eko. Masyarakat yang hendak mengunjungi Rumah Padat Karya Viaduct Gubeng bisa datang ke lokasi mulai pukul 10.00 sampai dengan 22.00. Para pengunjung juga tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam, sebab harga makanan dan minuman yang ditawarkan cukup terjangkau. Dengan Rp 10 ribu, para pengunjung sudah menikmati berbagai menu yang disediakan. "Sambil menunggu hidangan, para pengunjung juga bisa bermain basket di halaman belakang. Viaduct Gubeng juga memiliki ruangan podcast bagi para pelaku UMKM di Kecamatan Gubeng yang ingin berbagi ilmu dan belajar cara mengenalkan produk atau memasarkan produk kepada para konsumen," tandasnya. (bin)
Sumber: