Panik dan Kehabisan Akal
SIDOARJO - Terungkapnya pembunuhan bayi di Sedati ternyata berawal dari upaya tersangka yang memindahkan jasad anaknya ke tempat lain. Saat menggali tanah untuk makam baru, mendadak polisi datang dan mengamankan Rizalul Mutakin. Hal itu dibeberkan Kapolsek Sedati AKP I Gusti Made Merta didampingi Humas Polsek Sedati Aiptu Zainal Arifin. Setelah dua hari dikuburkan di permakaman umum Dusun Wagir, Desa Kwangsan, tersangka berusaha memindahkan mayat bayi ke tempat lain. Jenazah bayi yang dikubur hidup-hidup di lokasi awal, dua hari kemudian diambil lagi dan dibawa ke depan permakaman kremasi mayat Desa Gisik Cemandi, Sedati. Rencananya bayi itu akan dikubur ke tempat tersebut. “Saat tersangka menggali lubang untuk bayi, kami langsung menangkapnya,” kata Made Merta. Tersangka ke penyidik mengaku menyesal telah membunuh bayinya. Ia nekat melakukan itu karena panik dan masih pelajar. Rizalul merasa malu punya anak di luar pernikahan. Kepanikannya itulah yang membuat tersangka kehabisan akal dan akhirnya mengubur bayinya hidup-hidup. Saat akan dikubur, bayi itu sempat menangis. Namun tersangka tetap saja menguburnya hingga tewas. Dua hari berikutnya, tersangka berusaha memindahkan jasad bayinya dan sempat menggali makam baru. Tapi sebelum niat itu tercapai, ia keburu disergap polisi. Pengakuan lain tersangka, ia pacaran dengan korban hampir 2 tahun. Saat ini status korban pelajar SMA kelas 1, sedangkan tersangka kelas 3 SMA. Tersangka juga mengaku berhubungan badan di rumah pacarnya. Kebetulan hampir saban hari rumah korban selalu kosong karena keluarganya pergi bekerja semua. Rumah yang sepi itu membuat tersangka leluasa menggauli korban layaknya suami istri. (fin/zee/kah/toa/jok/nov)
Sumber: