UHW Perbanas dampingi UMK Elok Mekarsari Diversifikasi Produk

UHW Perbanas dampingi UMK Elok Mekarsari Diversifikasi Produk

Surabaya, memorandum.co.id - Potensi budidaya pertanian di lingkungan Semolowaru Elok, Kelurahan Semolowaru, Kecamatan Sukolilo dinilai berkembang baik. Sedikitnya ada tiga macam produk yang dikembangkan, yaitu ikan lele, jangkrik, dan jamur. Semua itu dikelola oleh Kelompok Tani Elok Mekarsari yang didominasi oleh para ibu rumah tangga lingkungan setempat. Selain itu, para emak-emak juga memproduksi makanan berupa jajanan dari hasil budidaya yang dijalani. Namun hal yang disayangkan, semua itu dilakukan masih bersifat sporadis. Belum ada standarisasi, hingga pengelolaan bisnis masih terkesan asal-asalan. Hal ini disampaikan oleh Ketua Tim Dosen Pengabdian Masyarakat Universitas Hayam Wuruk (UHW) Perbanas Supriyati. Keadaan tersebut lantas menjadi perhatian pihaknya bersama sekelompok dosen UHW Perbanas untuk memberikan pendampingan kepada pelaku usaha kecil menengah (UKM) Kelompok Tani Elok Mekarsari. Supriyati mengatakan, saat melakukan peninjauan lokasi, para emak-emak UKM Mekarsari ternyata merasakan dampak yang cukup terasa saat pandemi Covid-19. Kemudian mereka mulai serius menjalankan bisnis produk olahan budidaya namun tetap belum optimal, sebab masih terfokus pada budidaya tanpa adanya diversifikasi produk. "Saat produksi makanan, mereka tidak memiliki takaran pasti, kemasan produk seadanya, hingga rasa yang beruba-ubah padahal dengan jenis produk yang sama," papar Supriyati, Ahad (29/5). Berdasarkan fenomena itu, pihaknya memfasilitasi pelaku UKM Elok Mekarsari untuk mengikuti Pelatihan dan Pemagangan Pengelolaan Bisnis, Diversifikasi Produk dan Akuntansi. Tujuannya, agar para emak-emak bisa menghasilkan produk terstandar, sekaligus berkualitas dalam pengolahan produk. "Di sini kami menggandeng pelaku UKM yang lebih maju dalam pengelolaan produk kue kering Sumpia Diajeng. Mereka menerima pelatihan dan pemagangan serta praktik langsung. Materinya lebih ditekankan pada cost produksi, pengolaha, hingga penetapan harga produk dan kemasan," jelasnya. Sementara itu, Ketua UKM Elok Mekarsari Ary Widiastutik mengaku banyak ilmu yang didapatkan selama pelatihan dan pemagangan bersama UHW Perbanas. Dirinya harus memperhitungkan dan merinci apapun kebutuhan produksi agar tidak rugi saat dijual. Pihaknya pun berharap, pelatihan selanjutnya terus berjalan hingga kelompok UKM Mekarsari menemukan tata kelola bisnis yang baik hingga mencapai profit. ”Saya mengucapkan terima kasih kepada Universitas Hayam Wuruk Perbanas Surabaya karena Elok Mekarsari sudah dipilih untuk tempat pengabdian. Dari pelatihan ini, alhamdulilah ibu-ibu tahu bahwa buat suatu produk harus ada itung-itungannya. Dan, kemasannya harus menarik agar mendongkrak harga penjualannya," kesannya usai menerima pelatihan. (bin)

Sumber: