Toh Kuning Benteng Terakhir Kertajaya – Bergabung (10)

Toh Kuning Benteng Terakhir Kertajaya – Bergabung (10)

Matahari telah condong dan ia sedang melangkah turun dari puncak langit. Ki Lembu Pitungan berdiri di atas panggung kecil dan berkata, ”Kalian akan meninggalkan barak ini lantas berjalan kaki mengikuti tanda-tanda yang diberikan petugas. Selanjutnya kalian akan berjalan melintasi hutan, sungai dan mungkin akan bertemu hewan buas. Waktu yang ditetapkan bagi kalian untuk kembali ke barak adalah besok siang saat matahari berada di puncak. Salah seorang dari kalian mungkin akan terluka, tetapi tidak akan ada yang mati sia-sia selama kalian mengikuti petunjuk petugas kami.” Maka kemudian Lembu Pitungan melepaskan para peserta ujian keprajuritan. Tidak ada bekal dalam pendadaran itu, Ki Lembu Pitungan hanya mengizinkan mereka membawa sebilah belati dan sebuah kantung kulit agar dapat bertahan sekedarnya. Hari menuju gelap. Bagian hutan yang menjadi tempat pendadaran itu merupakan wilayah yang sulit dilewati. Bebatuan dengan ujung yang runcing, jurang yang gelap serta akar pohon yang menyembul ke permukaan menjadikan beberapa peserta terjatuh, sebagian berjalan tertatih-tatih namun mereka masih bersemangat untuk menuntaskan pendadaran pada malam itu. Sebagian dari mereka telah berada di barisan depan tapi mereka tidak berada dalam satu kelompok. Mereka menyebar dan mencari jalan yang sesuai dengan petunjuk para petugas. Jauh di belakang mereka ada sejumlah petugas yang bergantian mengawasi jalannya pendadaran. Toh Kuning dengan teliti mengamati setiap tanda di perjalanan sesuai petunjuk petugas. Ia tidak mengalami kesulitan menerobos pekatnya malam dan rintangan yang ia hadapi. Tetapi ia tidak ingin tampak menonjol dibandingkan peserta yang lain sehingga sekali-kali ia sengaja menjatuhkan diri dan terguling-guling. Namun secara keseluruhan para peserta benar-benar merasakan sendiri kesulitan yang mereka hadapi. Udara dingin dan angin kencang yang menyapu lereng Arjuna membawa hambatan tersendiri bagi peserta ujian. Rasa lapar dan tenggorokan kering terasa menyiksa mereka. Sejumlah peserta, satu, dua atau lebih dari itu, tampak kesulitan untuk melakukan perburuan kelinci atau binatang yang dapat menjadi obat penawar. Namun mereka tetap berjalan meski dilanda lapar dan haus, dan akhirnya beberapa orang dapat mencapai barak pasukan sebelum matahari berada di puncak langit. Setelah orang-orang yang berkumpul telah memenuhi harapan para penguji, termasuk yang tidak dapat melanjutkan perjalanan karena mendapat luka yang cukup parah, Ki Lembu Pitungan mengumumkan masa istirahat dan nama-nama peserta yang dapat melanjutkan tahap selanjutnya. “Sebelum matahari terbit esok hari, kalian harus berada di tempat ini. Pada saat itu, kalian harus dapat menggunakan senjata yang akan disiapkan oleh petugas ujian. Setiap calon prajurit harus mampu menguasai senjata-senjata yang berbeda. Kalian harus mengerti bahwa penerimaan kali ini bukan untuk orang biasa yang akan dididik menjadi prajurit. Kediri membutuhkan orang-orang pilihan,. Kalian berada di tempat ini akan digembleng agar dapat menanjak lebih tinggi. Kalian berada di tempat ini karena undangan yang kami sebarkan. Kami telah mengetahui kemampuan kalian sesungguhnya, dan kami telah mengenal latar belakang kalian semua,” berkata Ki Tumenggung Lembu Pitungan. “Besok kalian akan membidik sasaran yang akan ditentukan. Dan perlu kalian pahami, para penguji adalah orang-orang yang telah mempunyai pengalaman cukup dalam pertempuran sesungguhnya. Mereka akan menempatkan sasaran mendekati suasana sebenarnya, dan mereka juga akan melakukan perkelahian dengan kalian dengan sungguh-sungguh. Aku katakan itu semua agar kalian mengerti, bahwa, ketika kalian dinyatakan lulus, maka kalian akan bergabung dengan satuan khusus yang dipimpin oleh Ki Rangga Gubah Baleman. Kalian akan berada dalam pengawasan khusus seorang panglima yang membawahi seluruh prajurit Kediri,” kata Lembu Pitungan,  ”aku kira sudah tidak ada lagi yang perlu aku katakan. Kalian dapat beristirahat. Selamat siang!” Demikianlah kemudian para peserta ujian itu membubarkan diri dan berjalan menuju bangsal yang khusus disediakan bagi mereka. Sementara bagi yang tidak lulus diizinkan untuk menyaksikan tahapan yang diadakan esok hari. (bersambung)      

Sumber: