Toh Kuning Benteng Terakhir Kertajaya

Toh Kuning Benteng Terakhir Kertajaya

Kisah ini mengambil masa terakhir pemerintahan Kertajaya, Toh Kuning mengawali kehidupannya sebagai murid seorang begawan keturunan Mpu Panjalu. Di bawah bimbingan Begawan Purna Bidaran, Toh Kuning bertemu dengan Ken Arok. Persamaan watak di antara mereka yang mempunyai rasa peduli pada orang-orang yang kesusahan membawa mereka memasuki jalan pintas untuk memberi bantuan. Toh Kuning kemudian bergabung dengan keprajuritan Kediri sebagai tanda bakti pada gurunya. Karir Toh Kuning makin menanjak di kesatuan pasukan khusus Kediri. Hubungan yang serasi kemudian terjalin di antara Toh Kuning dengan Gubah Baleman, seorang perwira tinggi Kerajaan Kediri. Kertajaya yang mempunyai keinginan menjadikan Kediri semakin kuat dan maju akhirnya mengeluarkan kebijakan yang tidak masuk akal. Ken Arok, yang saat itu telah menjadi Akuwu Tumapel, lalu menentang kebijakan Kertajaya yang dinilainya tidak masuk akal. Toh Kuning menyatakan mundur sebagai prajurit karena menolak untuk bertempur melawan pasukan Tumapel. Toh KuningĀ  tidak ingin terjadi perang saudara yang lebih luas. Kemudian ia menjalankan rencana untuk menyelesaikan permasalahan yang mulai membelah Kediri dengan caranya sendiri. Toh Kuning menyadari arti penting keselamatan Kertajaya, maka ia merasa harus bertemu dengan Ken Arok meskipun harus terjadi perang tanding di antara mereka berdua. BAB I Jalur Banengan BAB II Sampai Jumpa, Ken Arok! BAB III Bergabung BAB IV Perwira BAB V Siasat Ken Arok BAB VI Pengepungan BAB VII Gerbang Pasukan Khusus BAB VIII Tanah Larangan BAB IX Penyelamatan  

Sumber: