Lahan BTKD Tambak Wedi untuk Pabrik Paving
Surabaya, memorandum.co.id - Sisa lahan bekas tanah kas desa (BTKD) di Tambak Wedi tidak hanya untuk tiga sektor saja. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta sisa lahan tersebut bisa digunakan untuk membangun pabrik paving. Nantinya, pekerja dari masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan diperuntukkan bagi proyek paving di bawah 4 meter dan dengan kekuatan 125. "Yang ukuran itu dikerjakan warga Surabaya. Silakan dibangun pabrik paving, jadi proyek dari musyawarah kelurahan (muskel) dikerjakan warga sendiri," jelas Eri, Jumat (25/3). Tambah Eri, saat ini Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya adalah pelatihan pembuatan paving kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). "Ayo nanti di setiap lahan BTKD semuanya dimanfaatkan. Ada yang di Surabaya Barat, Surabaya Timur, Surabaya Selatan, Surabaya Utara, silakan dibuat pabrik paving," jelasnya. Sebelumnya, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya Lilik Arijanto mengatakan bahwa pelatihan keterampilan pembuatan paving yang diikuti oleh MBR. “Ini instruksi Pak Wali Kota untuk melakukan pemberdayaan kepada MBR. Jadi, ini untuk meningkatkan perekonomian mereka di saat pandemi ini. Mereka diberikan keahlian untuk bikin paving,” urai Lilik. Ia memastikan bahwa para peserta pelatihan itu akan dilatih dari awal hingga proses akhir pembuatan paving, termasuk mengoperasikan mesin pencetak paving. Tentunya, paving yang mereka buat berbeda dengan paving pabrikan yang banyak beredar di masyarakat, terutama soal kekuatan bebannya. “Namun, kita sadar bahwa kebutuhan pemkot akan paving itu bukan hanya paving pabrikan, tapi juga butuh paving yang manual seperti yang dibuat peserta pelatihan ini," jelas dia Makanya, masih lanjut ia, hasil paving yang mereka buat nanti akan diletakkan di gang-gang dan taman-taman, sehingga kekuatan untuk menahan berat masih ringan. "Karena kalau di taman itu kan hanya digunakan untuk pejalan kaki, bukan kendaraan yang berat-berat,” kata dia. (fer)
Sumber: