Pemprov Jatim Angkat Citra Batik Jawa Timuran
Surabaya, memorandum.co.id - Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama dengan Bhayangkari Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur mengangkat citra batik Jawa Timuran. Kegiatan pameran batik bertema Canthing Jawi Wetan Go Global akan berlangsung di Kantor Gubernur Jawa Timur, Surabaya, 26-28 Maret 2022. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansah mengatakan, beberapa kegiatan pameran, ada bazar UMKM, diskusi Buku Canthing Bhayangkara Jawi Wetan, peragaan busana batik Jatim oleh perancang Edward Hutabarat dan Denny Wirawan. “Batik sebagai warisan leluhur yang kaya akan nilai budaya dan seni ini nyatanya mampu berevolusi. Kita melihat dari diversifikasi produk-produk batik seperti sepatu, tas, dekorasi rumah tangga, dan banyak produksi yang berasal dari batik,” terang Khofifah didampingi Ully Nico Afinta ketua Bhayangkari Jawa Timur, dan Wahid Wahyudi Pj Sekdaprov Jatim, Rabu (23/3/2022) Lanjut Khofifah, batik juga sejak lama menjadi identitas Indonesia. “UNESCO mengakui sebagai warisan kemanusiaan pada tahun 2009 lalu. Indonesia memiliki batik dengan ciri khas dari masing-masing daerah,” tegas dia. Khofifah yang juga mantan menteri sosial ini menambahkan, Pemprov Jawa Timur terus berusaha melestarikan dan mengembangkan batik Jawa Timur. Pemerintah Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan Bhayangkari Daerah Jawa Timur berinisiatif menggelar acara Canthing Jawi Wetan Go Global. “Mempromosikan batik Jawa Timur dan produk-produk UMKM sehingga mampu dipasarkan secara nasional dan bersaing secara global,” tuturnya. Sementara itu, Ully Nico Afinta mengucapkan terima kasih dengan perhatian pemprov Jawa Timur melalui peranan Ibu Gubernur Khofifah Indar Parawansa. Tujuan promosi batik diharapkan dapat membantu percepatan pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi Covid-19 dengan mengampanyekan gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia, Bangga Berwisata di Indonesia, dan program Optimis Jawa Timur Bangkit 2022. Ully Nico Afinta sebagai tokoh yang sangat faham akan batik mengaku bangga akan kekayaan kreasi yang diwariskan nenek moyang. Karena tradisi membatik di Indonesia sudah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit. Batik dibuat kala itu dalam jumlah yang terbatas dan hanya dikenakan oleh kalangan keraton dan kaum priyayi dalam upacara-upacara adat. “Seiring perkembangan zaman, keagungan warisan Majapahit ini mampu bertahan dan terus berkembang. Batik tak lagi dimonopoli oleh kalangan tua, generasi muda pun kini sangat antusias mengenakan batik dengan motif dan model yang lebih menarik,” kata Ully Nico Afinta. (day)
Sumber: