Sakit Hati Dimutasi, Karyawan Bengkel Mobil Bobol Brankas

Sakit Hati Dimutasi, Karyawan Bengkel Mobil Bobol Brankas

SURABAYA- Pelarian Irfan Zakarian (38), tersangka pembobolan brankas di bengkel mobil kawasan Jalan Mawar, akhirnya terhenti. Pria yang beraksi di lokasi sekaligus tempat kerjanya tersebut, dibekuk anggota Tim Antibandit Polsek Tegalsari. Butuh waktu kurang lebih tiga pekan untuk meringkus warga Jalan Kalibokor itu. "Tersangka kami sergap di rumah kosnya di Jalan Pucangan Gang III. Itu setelah kurang lebih 20 hari dia bersembunyi di beberapa tempat untuk menghabiskan uang hasil curiannya," kata Kapolsek Tegalsari Kompol Rendy Surya Aditama, Senin (14/10). Alumni Akpol 2005 itu menjelaskan, sebelum beraksi tersangka yang merupakan sopir pribadi korban (bos tersangka, red), setiap hari keluar masuk ruangan administrasi di bengkel berbendera PT Aero Sarana Persada tersebut. Selain membantu bersih-bersih di bengkel, Irfan juga kerap mengganti galon air mineral. Karena itu, tersangka mengetahui letak brankas hingga laci tempat menyimpan kunci. Namun, Irfan yang sudah bekerja kurang lebih dua tahun itu tidak pernah memiliki kesempatan untuk melancarkan aksinya. Hingga enam bulan lalu, tepatnya April, tersangka dimutasi oleh bosnya karena melakukan kesalahan di rumah. "Merasa sakit hati dengan perlakuan bosnya tersebut, tersangka berencana untuk mencuri brankas. Dia mulai memelajari cara karyawan lain saat membuka brankas yang tombol otomatisnya diketahui sudah rusak," beber mantan Kapolsek Krembangan, Polres Pelabuhan Tanjung Perak itu. Setelah cukup menguasai cara membobol brankas, Irfan lalu menunggu situasi bengkel sepi. Bahkan, tersangka mendapat kesempatan karena penjaga bengkel tidak berada di lokasi. Bapak satu anak itu kemudian mengambil semua kunci di salah satu laci di ruangan tersebut. "Tersangka mencoba semua kunci secara acak di sejumlah brankas. Kurang lebih 15 menit, dia berhasil membuka dan menguras semua uang sebesar Rp 78 juta yang ada di dalam brankas. Setelah itu, tersangka menutup kembali pintu brankas secara rapi," imbuh Rendy. Agar aksinya tidak diketahui, Irfan nekat meneteskan lem besi agar karyawan dan bosnya tidak bisa membuka brankas tersebut. Namun, hal tersebut malah memancing kecurigaan bosnya hingga mengetahui jika brankas miliknya dibobol maling. "Pihak manajemen dan karyawan lain awalnya tidak curiga dengan tersangka. Karena ketakutan, Irfan malah tidak masuk kerja hingga beberapa hari. Itu yang membuat bosnya yakin jika yang membobol  brankasnya adalah karyawannya sendiri," ucap Rendy. Di hadapan penyidik, tersangka mengaku sudah menghabiskan seluruh uang hasil curiannya untuk judi online dan membelikan anak dan istrinya beberapa barang. Selain itu, dia juga membeli beberapa alat elektronik mahal dan perabotan untuk melengkapi rumah kosnya. "Setelah saya belikan alat elektronik dan perabotan, sisanya saya buat judi online dan foya-foya. Setiap hari saya main ke tempat hiburan malam untuk melepaskan rasa suntuk dan takut setelah mencuri," ujar Irfan di mapolsek. (fdn/nov)  

Sumber: