Inilah Penyebab Migor Terkesan Langka, Jadi Masyarakat Jangan Panik

Inilah Penyebab Migor Terkesan Langka, Jadi Masyarakat Jangan Panik

Surabaya, memorandum.co.id -  Operasi pasar yang digelar Pemkot Surabaya dalam mengendalikan harga minyak goreng hasilnya cukup signifikan. Khususnya harga minyak goreng curah di pasar tradisional terpantau sudah relatif sama dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. "Untuk minyak goreng curah Rp 11.500/liter atau Rp 13.000/kg," ujar Kepala Bidang Distribusi Perdagangan, Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya Devie Afrianto, Kamis (3/3). Tambah Devie, untuk minyak goreng kemasan seharusnya sama dengan HET. Untuk toko modern sudah dipastikan sama dengan HET. "Sedangkan di pasar-pasar tradisional kami tetap lakukan monitoring dan memberikan imbauan dengan melibatkan PD Pasar Surya," ujarnya. Disinggung terkait dikuranginya pasokan minyak goreng dari pabrik ke distributor hingga terjadi kelangkaan, Devie mengatakan, bahwa hal itu tidak dikurangi. "Mekanisme pendistribusian baru sehingga butuh waktu untuk kembali ke equilibrium-nya," tambah Devie. Dengan kejadian seperti ini, bahwa yang harus diinfokan kepada masyarakat adalah jangan melakukan panic buying dan berbelanja minyak goreng sesuai kebutuhan. "Panic buying masyarakat dan penataan mekanisme distribusi, jadi terkesan minyak goreng langka, padahal tidak," ujarnya. Soal gula yang juga sulit ditemukan di pasaran, Devie menambahkan, akan mengatasinya melalui jalinan kerja sama dengan bulog. "Kami mencoba diatasi melalui jalinan kerja sama dengan bulog untuk penyediaan gula dalam operasi-operasi pasar," jelasnya. Untuk operasi pasar sendiri diutamakan di wilayah-wilayah yang penduduknya banyak masuk dalam kategori kurang. "Agar tepat sasaran, kami melibatkan kecamatan dan kelurahan dalam setiap operasi pasar," pungkas Devie. (fer)

Sumber: