DPRD Surabaya Dorong Kampung Peneleh Jadi Lokasi Wisata Sejarah

DPRD Surabaya Dorong Kampung Peneleh Jadi Lokasi Wisata Sejarah

Surabaya, memorandum.co.id - Usai diresmikan menjadi cagar budaya, warga Kampung Peneleh, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, mengusulkan untuk membuat kampung tersebut menjadi lokasi wisata sejarah di Surabaya. Menurut warga setempat, Kampung Peneleh menyimpan sejarah yang panjang, bahkan bagi bangsa Indonesia. Kawasan Peneleh disebut bukan kampung biasa. Di sana cikal bakal pergerakan dan perjuangan bangsa Indonesia. "Bung Karno besar di sini. Tjokroaminoto tinggal di sini. Nuansa sejarah kenegaraannya sangat kental. Jadi bukan hanya Tunjungan Romansa saja, Peneleh lebih kental jejak sejarahnya," ujar H Jupri, warga setempat, Rabu (23/2/2022). Selain itu, Kampung Peneleh juga dijuluki sebagai kampung tertua. Hal ini lantaran masih banyak makam penduduk yang berada di tengah kampung. "Masyarakat zaman dahulu lebih sering membuat makam keluarga di sekitar rumah. Meskipun sekarang sudah padat, beberapa jejak makam itu masih bisa kita jumpai. Dulu satu rumah bahkan bisa punya makam empat sampai lima di sekitaran rumah," jelas Jupri. Dia berharap, usulan dengan menyulap Kampung Peneleh menjadi lokasi wisata terealisasi. Dengan begitu, akan mengangkat perekonomian warga setempat. Sementara itu, Sekretaris Komisi A DPRD Surabaya Budi Leksono mengaku siap mendukung penuh usulan warga Kampung Peneleh. Dalam waktu dekat, dia akan melakukan komunikasi dan kajian sejarah lanjutan untuk membangun Kampung Peneleh menjadi wisata sejarah di Surabaya. "Kita akan coba kaji, saya nanti akan mencoba komunikasi dengan dinas terkait. Secara pribadi, saya memiliki pandangan jika Peneleh layak menjadi lokasi wisata sejarah. Bahkan sudah lama saya menginginkan itu," ucap Buleks sapaan lekatnya. Menurut politisi PDIP ini, Peneleh merupakan kawasan yang menjadi sorotan dunia karena jejak sejarahnya. Pihaknya optimis, jika Peneleh menjadi kampung wisata sejarah, maka akan banyak turis lokal maupun mancanegara yang ingin mengenal bangsa Indonesia melalui Peneleh. "Dari situ kita bisa memulai kebangkitan ekonomi. Di mana sumber dayanya kita tinggal manfaatkan dari wilayah setempat. Baik pengelolaan lahan parkir, wisata kuliner, dan oleh-oleh khas Suroboyo, serta hal lain yang bisa diwujudkan. Tapi jangan lupa, warganya juga harus upgrade diri, upgrade skill," jelas Wakil Ketua Bidang Keagamaan DPC PDIP Surabaya itu. Adapun lima fakta sejarah di Kampung Peneleh di antaranya, pertama merupakan kampung kelahiran Bung Karno. Ir Soekarno, presiden pertama RI itu lahir di Jalan Pandean IV nomor 50, Kelurahan Peneleh, pada 6 Juni 1901 silam. Saat ini, rumah yang ditinggalinya telah menjadi cagar budaya nasional. Kemudian Kampung Peneleh menjadi tempat tinggal HOS Tjokroaminoto, salah satu guru bangsa. HOS Tjokroaminoto sempat tinggal di kawasan Peneleh yakni, Gang VII nomor 29-31 pada September 1907. Di sana Tjokroaminoto tinggal bersama istrinya yang bernama Soeharsikin dan kelima putra-putrinya Oetari, Oetarjo Anwar, Harsono, Islamiyah, dan Sujud Ahmad. Ketiga, Kampung Peneleh menyimpan masjid peninggalan Sunan Ampel. Masjid Jami' yang berlokasi di gang V Peneleh itu bahkan disebut menjadi masjid tertua di Surabaya. Masjid tersebut merupakan masjid pertama di Surabaya yang didirikan oleh Sunan Ampel. Masjid itu menjadi saksi Laskar Hizbullah mempersiapkan taktik perang menghancurkan Belanda. Selanjutnya di Kampung Peneleh terdapat makam kaum Eropa dengan luas sekitar 4,5 hektare. Pemakaman itu dibangun sekitar tahun 1814 silam. Di lokasi itu terdapat kurang lebih 15 ribu kaum Eropa yang bermukim di Surabaya dimakamkan. Lokasinya bernama De Begraafplaats Peneleh Soerabaja. Yang terakhir, Kampung Peneleh memiliki ciri khas sebagai kampung kuno. Ciri dari kampung kuno adalah banyaknya makam di tengah pemukiman warga. Dahulu kala, banyak dari warga Peneleh yang membuat makam di sekitaran pemukiman. Saat ini, jejak itu sudah mulai hilang karena tertutup oleh rumah-rumah penduduk. Meski demikian, jika masuk ke kampung tersebut, pengunjung masih bisa menjumpainya di Gang VII Peneleh yang terdapat makam melintang di tengah jalan perkampungan. (bin)

Sumber: