Prihatin Minyak Goreng Langka, Forum IKM Jatim Minta Polisi Tindak Penimbun
Surabaya, memorandum.co.id - Berawal keprihatinan kelangkaan minyak Goreng di Indonesia khususnya Jatim , Forum Industri Kecil Menengah (IKM) Jatim berkeinginan besar bertemu Kapolda Jatim Irjenpol Nico Afinta. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Umum IKM Jatim M Oskar, Jumat (18/2/2022) petang. Oskar berharap, dalam pertemuan itu, ia bisa berdiskusi dengan orang nomor satu di Polda Jatim tersebut. Selain itu, Oskar juga ingin menyampaikan aspirasi 3.000 pelaku usaha yang menjadi anggota IKM tentang semua permasalahan yang tengah dialami. Termasuk masalah kelangkaan minyak goreng saat ini. "Kami juga meminta pendampingan ke pak Kapolda Jatim, menelusuri permasalahan yang menjadi beban kami pelaku usaha saat ini yakni kelangkaan minyak goreng," kata Oskar. Lebih jauh, Oskar juga mendesak untuk pihak terkait menelusuri harga yang telah ditetapkan pemerintah tak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Oskar menyebut, akibat dari kelangkaan minyak goreng ini, 35 persen anggotanya yang menjalankan bisnis makanan banyak yang menghentikan proses produksi hingga memberhentikan karyawan. "Seperti contohnya salah satu pelaku industri yang sehari bisa memproduksi 100 kilogram makanan. Mana bisa dengan minyak goreng yang harganya mahal dan dibatasi hanya dua kilogram," pungkas dia. Sementara beberapa hari yang lalu, Polda Jatim telah menerjunkan Satgas Pangan Jatim untuk menyelidiki kelangkaan minyak goreng itu. "Ya sementara menyelidiki dan kami terus memantau kondisi kelangkaan minyak goreng di pasaran," kata Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Gatot Repli Handoko. Gatot mengatakan, penyelidikan atas kelangkaan minyak goreng di pasaran itu lantaran ada dugaan penimbunan. Tak hanya itu, faktor kepanikan warga saat memborong minyak goreng di pasaran juga menjadi penyebab kelangkaan. Menurut Gatot, penyelidikan kelangkaan minyak goreng juga diinstruksikan kepada Satgas Pangan di tingkat Polres jajaran seluruh Jatim. "Di polres-polres juga melaksanakan pemantauan dengan titik utama di pasar tradisional dan retail," pungkas dia. (fdn/fer)
Sumber: