Warga Protes Proyek Perumahan di Gunung Anyar Timur, Bikin Macet dan Banjir
Surabaya, memorandum.co.id - Proyek perumahan di Jalan Gunung Anyar Timur, meresahkan warga. Tak ayal, sejumlah warga RT 4/RW 8, Kelurahan/Kecamatan Gununganyar, menggelar aksi protes, Minggu (13/2/2022). Aksi protes itu dipicu oleh proses pengurukan lahan bakal calon perumahan yang dinilai asal-asalan. Akibatnya menimbulkan kemacetan, polusi, jalan rusak, dan banjir. Selain itu, developer juga disebut arogan, lantaran dalam proses mengawali pembangunan luput dalam mengedepankan etika sosial. "Manakala masuk ke wilayah orang lain, kan harus mengumumkan dengan pemberitahuan secara resmi. Karena di manapun, setiap PT manapun di wilayah administratif yang lain, itu harus ada etika sosialnya juga," kata Kamdi, ketua LPMK Gununganyar. Kamdi mengungkapkan, dampak nyata proses pengurukan perumahan itu salah satunya menyebabkan saluran air buntu. Sehingga saat hujan turun, kawasan Gunung Anyar Timur menjadi mudah banjir. Di samping itu, dengan banyaknya truk bertonase tinggi yang keluar masuk proyek perumahan tersebut, juga mengakibatkan sejumlah ruas jalan menjadi rusak. "Kan warga kami yang dirugikan, apalagi setiap turun hujan itu selalu banjir. Karena secara kasat mata, selokan yang seharusnya menjadi saluran air menjadi sempit dan tertimbun material pengurukan," jelas Kamdi. Pihaknya lantas mendesak agar developer mendengar keluhan warga yang terdampak. Pihaknya bersikukuh menghentikan proyek perumahan itu sampai ada solusi dari pihak developer. Sementara itu, Wakil Ketua RW 8 Nono Yuliono mengungkapkan, pengurukan lahan perumahan tersebut berlangsung pertengahan Januari 2022. Saat itu, terdapat selokan yang diuruk, lalu dipasang box culvert. Lurah Gununganyar bahkan sempat marah, dikarenakan perizinannya hanya memasang box culvert. "Jadi kesannya vendor ini seakan-akan semaunya sendiri, dan informasinya ada bekingan preman untuk proyek pengurukan lahan tersebut," beber Nono. Sehingga, dengan adanya unsur preman dalam proyek tersebut, warga bersikeras menuntut proses pengurukan lahan perumahan dihentikkan. "Mereka tetap ngotot untuk lanjut. Mereka beralasan, baru bisa bertemu dengan kami hari Selasa depan. Padahal pantauan kami, tidak sampai tiga hari lagi pengurukan sudah finis. Kalau Senin selesai, lalu Selasa baru ketemu kan sudah kasep," kesal Nono. Sedangkan Camat Gununganyar Maria Agustin Yuristina membenarkan adanya penolakan warga setempat terhadap proyek perumahan tersebut. Pihaknya gerak cepat memberikan atensi dengan memasang garis satpol PP. Sebab saat sidak ke lokasi, pihak kontraktor tidak dapat menunjukkan surat-surat perizinan. "Kebetulan pelaksana kegiatan belum bisa menunjukkan perizinan, sehingga kami garis satpol PP. Dan saat ini, aktivitas proyek kita minta untuk dihentikkan sementara," tuntas Maria. (bin/fer)
Sumber: