Antisipasi Omicron, Satgas Covid-19 Jombang Gelar Rakor

Antisipasi Omicron, Satgas Covid-19 Jombang Gelar Rakor

Jombang, memorandum.co.id - Untuk mengantisipasi penyebaran kasus omicron, Satgas Covid-19 Kabupaten Jombang bersama forkopimda dan pihak terkait, menggelar rapat koordinasi di Ruang Swagata Pendapa Pemkab Jombang. Langkah-langkah yang akan dilakukan oleh Pemkab Jombang yakni menyiapkan kembali kampung tangguh, pesantren tangguh, industri tangguh, dan pasar tangguh. Bupati Jombang, Mundjidah Wahab mengatakan, dari hasil rapat koordinasi telah disampaikan bahwa hingga hari ini di Kabupaten Jombang belum ada pasien omicron. "Kita juga menyiapkan lagi tentang isolasi terpusat (isoter). Selanjutnya melakukan pengawasan kepada isolasi mandiri. Tempat-tempat karantina kita aktifkan kembali," katanya usai rakor, Senin (07/2/2022). Jadi, jelas Mundjidah, masyarakat melaksanakan prokes ini tidak hanya di tempat-tempat tertentu, namun dimana saja harus memakai masker. Baik anak-anak sampai dewasa harus memakai masker. "Terutama di tempat-tempat umum seperti di mall, pertokoan, bahkan di pasar harus pakai masker. Kemudian sebentar lagi bulan suci ramadan, jadi bagaimana untuk peribadatan," jelasnya. Menurut keterangan Mundjidah, Menteri Agama sudah memberikan edaran, bahwa untuk ibadah kembali seperti dulu, harus berjarak paling tidak satu meter dan menerapkan protokol kesehatan. "Sekolah juga demikian. Kita belum bisa 100 persen (pertemuan tatap muka). Nanti 50 persen dulu seperti yang sudah kita lakukan. Sampai pondok pesantren, sekolahnya juga masuk 50 persen. Jam masukpin juga harus berkurang," terangnya. Untuk kasus Covid-19 hari ini, ungkap Mundjidah, secara fisik ada yang di Jombang dan ada yang diluar Jombang. Sehingga tidak bisa melakukan tracing karena ada yang ber-ktp Jombang namun orangnya tinggalnya diluar Jombang. "Jadi pemicunya ada beberapa hal. Ada yang orang tuanya bekerja si Sidoarjo, di Surabaya, seperti dulu juga. Makanya kita segera koordinasi antara satgas kabupaten, kecamatan, dan desa," ungkapnya. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, drg Budi Nugroho menjelaskan, untuk bed yang disiapkan, yakni sebanyak sekitar 300 bed untuk sebanyak sekitar 13 rumah sakit di Jombang. "Karena fokusnya kan sekarang yang sedang berat yang dilayani di rumah sakit. Kalau yang ringan tidak dilayani di rumah sakit," jelasnya. Percepatan kasus Covid-19 ini menurut Budi selama ini belum ada jawaban dari lab menyatakan bahwa ini murni omicron. Sebutannya probable omicron. "Menurut medisnya gejala-gejalanya sama," ujarnya. Untuk yang dirawat di rumah sakit sebanyak 45 orang. Dari 45 ada beberapa dirawat di Mojokerto, Surabaya, ada yang di Pare Kediri. Ini berbasis domisili. "Kalau alamat ktp Jombang tapi orangnya tidak di Jombang, lalu kita mau tracing siapa. Karena kontak erat tidak disini," cetusnya. Untuk lansia, pihaknya akan melakukan imbauan untuk tidak keluar rumah, melakukan bepergian. "Akan kita tingkatkan lagi coverage kepada lansia," tukasnya. Kemudian Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Jombang, Budi Winarno memaparkan, bahwa tempat-tempat publik harus menerapkan protokol kesehatan, membatasi mobilitas, dan PTM belum bisa 100 persen. "Langkah-langkahnya itu. Paling tidak sampai dengan pertengahan hingga akhir Februari lah," paparmya. Terkait tempat wisata, Budi menandaskan, tetap berkoordinasi dengan tiga pilar. Jadi dengan pembatasan terkait jumlah yang masuk. Tidak ditutup, tapi pembatasan jumlah yang masuk. "Yustisi tetap akan dilakukan jajaran TNI-Polri dan Satpol PP. Jadi pnerapan prokes, pembatasan jumlah. Jika masih melanggar diberi peringatan hingga sanksi tegas," pungkasnya. (yus)

Sumber: