Pembelajaran Satu Sif Libatkan Peran Orang Tua

Pembelajaran Satu Sif Libatkan Peran Orang Tua

Surabaya, Memorandum.co.id - Pemkot Surabaya melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surabaya akan memberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM) satu sif. Di mana model ini diterapkan ketika terjadi peningkatan Covid-19. Jika sebelumnya, siswa secara gantian mengikuti PTM 100 persen dua sif, kali ini modelnya sehari masuk, dan sehari libur (tetap mengikuti pembelajaran secara hybrid). Apakah dengan pola ini akan menimbulkan peningkatan baru? Menurut Ketua Dewan Pendidikan Surabaya Yuli Poernomo, bahwa semua itu sudah ada evaluasi dan hasil analis dari tim satgas. "Ini juga mengutamakan kesehatan. Tapi pendidikan juga penting namun tidak bisa dipaksakan," ujar Yuli, Kamis (3/2). Tambah Yuli, untuk itu peran dari orang tua sangat diperlukan ketika anaknya melakukan pembelajaran secara daring atah hybrid tersebut. "Di sini melibatkan orang tua. Tidak bisa diberikan kepada sekolah atau pemerintah saja. Peran masyarakat juga," tegasnya. Disinggung apakah dengan diberlakukan satu sif ini, rencana PTM 100 persen gagal, namun hal itu dibantah Yuli. "Tidak. Mengacu pada SKB 4 Menteri bahwa semua dilihat situasi dan kondisi. Pemangku kebijakan punya wewenang menentukan wilayahnya," jelas Yuli. Diakui Yuli, masih ada pro dan kontra terkait PTM 100 persen tersebut. Di mana, ada yang menginginkan terus atau ada yang tidak. "Semua berdasar evaluasi," ujarnya. Yuli menambahkan, jika terjadi peningkatan Covid-19, bisa kembali ke pembelajaran secara daring. "Jadi tidak serta merta meningkat langsung dihentikan. Karena ada tim yang terdiri dari pakar-pakar," pungkas Yuli. Sementara itu, Koordinator Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Swasta Erwin Darmogo mengatakan, bahwa pihaknya siap mendukung kebijakan wali kota. "Kami siap mendukung kebijakan wali kota," ujar Erwin. Lanjutnya, soal satu sif, pihaknya sudah terbiasa melakukan pembelajaran hybrid. "Jadi kami siap karena terbiasa dengan pembelajaran hybrid," pungkasnya. Sedangkan, Koordinator MKKS SMP Negeri Surabaya Effendi Rantau menambahkan, dengan model satu sif untuk meghindari kekhawatiran terjadi klaster sekolah. "Jadi yang tidak masuk tetap belajar dari rumah pada jam sama melalui pembelajaran daring (bisa hybrid)," singat Efendi. (fer)

Sumber: