Air Kotor Jadi Sarang Jentik DBD, Dewan Dorong Pemetaan dan Penanganan di Wilayah Kumuh

Air Kotor Jadi Sarang Jentik DBD, Dewan Dorong Pemetaan dan Penanganan di Wilayah Kumuh

Surabaya, memorandum.co.id - Kota Surabaya waspada demam berdarah. Pasien yang terjangkit bahkan terus bertambah. Anggota Komisi D DPRD Surabaya Cahyo Siswo Utomo tak menampik, jika jumlah pasien diperkirakan akan terus naik. Baik yang dirawat di puskesmas maupun di rumah sakit. Hal ini, dijelaskan Cahyo, lantaran berdasarkan informasi yang diterima dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, nyamuk aedes aegypti tak hanya berkembang di air bersih, namun juga dapat berkembang di air yang kotor. “Jentiknya DBD itu kalau dulu hanya di air bersih, sekarang di air kotor itu juga bisa. Nah, kalau sudah tahu seperti ini maka tempat kotor seperti got itu harus dibersihkan,” ucapnya, Jumat (28/1/2022). Mengentaskan penyakit yang mudah menular ini, Cahyo memberi masukan ke dinkes agar kader kesehatan yakni, juru pemantau jentik (jumantik) turut diterjunkan ke tempat kumuh, yang berpotensi menjadi sarang nyamuk aedes aegypti. Langkah pertama yang harus dilakukan dinkes, menurutnya adalah dengan memetakan tempat sebaran DBD dan SDM yang akan diterjunkan. “Kader jumantik kan masuk ke rumah-rumah warga, nah bagaimana dengan tempat kumuh seperti gudang yang sulit diakses. Maka dinkes harus melakukan pemetaan. Mana yang diselesaikan oleh jumantik, lalu mana yang menggunakan tenaga bantuan dari kelurahan dan kecamatan untuk membersihkan jentik DBD,” terang politisi PKS ini. Kedua, dia mendorong dinkes untuk memperhatikan jumlah SDM di tingkat puskesmas. Menurut telaahnya, SDM di puskesmas ada yang cukup dan ada yang kekurangan. Sehingga agar pasien DBD dapat tertangani dengan baik, dan beban kerja tenaga kesehatan (nakes) tak berlebih, Cahyo berharap puskesmas yang kekurangan nakes dapat diberikan tambahan SDM. Terlebih, selain mengatasi DBD, nakes di puskesmas juga punya fokus kerja yang lain. “Saya melihatnya kurang, karena dengan tugas puskesmas yang harian, ditambah dengan vaksin, pencegahan stunting, lalu germas, dan sekarang DB, maka ini harus menjadi perhatian dinkes. Kasian nakes karena pasti mereka kelelahan, sehingga puskesmas harus didukung dengan SDM yang memadai,” tuntas ketua Fraksi PKS ini. (bin/fer)

Sumber: