Solusi Banjir di Asemrowo, Pimpinan DPRD Surabaya Dorong Bozem Tambak Dalam Terealisasi
Surabaya, memorandum.co.id - Legislatif mendorong Pemkot Surabaya agar lebih melek dalam menuntaskan masalah banjir di Kelurahan/Kecamatan Asemrowo. Dinas terkait, camat, dan lurah setempat diminta lebih serius. Terlebih wilayah Asemrowo menjadi salah satu kawasan di Surabaya Barat yang langganan banjir. Lantas, tercetusnya gagasan membangun bozem di Tambak Dalam, yang justru setelah pergantian pimpinan dinas terkait disebut hanya wacana, didesak pimpinan DPRD Surabaya supaya diwujudkan. Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti menyatakan, tak ingin terobosan itu menguap begitu saja. Menurutnya pembangunan bozem Tambak Dalam sebuah solusi. Harus direalisasi. Sehingga mencegah tren banjir yang bertahun-tahun menghantui warga Asemrowo. “Jangan jadi wacana, kalau hanya wacana berarti tidak ada hasilnya. Bagaimana pun bozem itu merupakan solusi. Bahkan dapat dikatakan satu-satunya solusi mencegah banjir di Asemrowo. Karena sekali pun ditata (drainase-nya), tetapi kalau jalan keluar (airnya) tidak ada, ya percuma. Kalau misalkan ada yang mengatakan itu wacana, saya tanya, lalu solusinya terus apa,” ucap Reni, Kamis (27/1/2022). Reni Astuti terjun langsung ke lokasi melihat dari dekat kondisi riil Asemrowo. Hal ini dilakukan menindaklanjuti aduan enam ketua LPMK di wilayah Surabaya Barat, termasuk LPMK Asemrowo, saat audiensi Senin (24/1/2022). Dia tak sendiri. Turut serta dalam sidak itu ketua Fraksi PKS DPRD Surabaya dari dapil V, Cahyo Siswo Utomo. Termasuk juga Camat Asemrowo Bambang Udi Ukoro, Lurah Asemrowo Masrufah, dan ketua LPMK Asemrowo Moch Widodo. Menurut pimpinan dewan dari Fraksi PKS ini, program pengendalian banjir merupakan urusan wajib bagi pemkot dan harus diprioritaskan. Apalagi belakangan ini, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sangat getol turun saat pusat kota kebanjiran. “Asemrowo ini kan areanya jauh dari tengah kota, kita berharap wilayah di sini juga mendapat perhatian, karena yang bermukim di sini termasuk warga Surabaya juga. Oleh karena itu, lurah, camat, dan dinas PU, kita harapkan juga memperhatikan semua wilayah yang berpotensi banjir dan yang belum tertangani secara utuh," cetus Reni. Reni juga berpesan, adanya pergantian kepala dinas jangan sampai mengganggu rencana strategis dalam upaya pengendalian banjir. “Jika kemudian rencana bozem ini sebagai solusi strategis di masa pimpinan dinas PU Bu Erna, ya jangan kemudian saat berganti kepala dinas, rencana itu berubah, harus ada keberlanjutan,” tuturnya. Sedangkan Cahyo Siswo Utomo mendorong agar pemkot memberikan solusi yang terintegrasi atas masalah banjir yang terjadi di banyak wilayah, salah satunya Asemrowo. “Sesuai dengan visi pemkot menjadikan Kota Surabaya yang maju, humanis, dan keberlanjutan, maka ketiga kata kunci itu harusnya juga ada di Kecamatan Asemrowo ini," tandas anggota Komisi D DPRD Surabaya ini. "Bagaimana pembangunan yang ada itu berkelanjutan. Lalu humanis yang salah satu indikatornya kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi, yakni jalan dan banjir. Begitu pula indikator kemajuan yang dapat dilihat dari sejauh mana pembangunannya,” imbuh politisi muda ini. Sementara itu, ketua LPMK Asemrowo Moch Widodo menerangkan, dengan adanya bozem di Tambak Dalam, nantinya dapat mencegah banjir yang kerap melanda di tiga RW, di antaranya RW 5, RW 6, dan RW 8. "Tahun 2021 sempat meninjau dua kali di lokasi bakal bozem, bahkan dinas PU waktu itu sudah membawa peta. Kalau sekarang bahasanya wacana, berarti pemkot hanya menggembirakan warga sesaat yang waktu itu mengharapkan solusi banjir," ungkapnya. Sedangkan Bidang Drainase Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya, Windhu menjelaskan, pihaknya belum bisa memastikan rencana pembangunan bozem Tambak Dalam. Kendati pemkot disebut memiliki anggaran untuk merealisasikan, namun belum dianggarkan dalam APBD 2022. “Untuk sementara belum bisa memastikan, tetapi kita siap jika diminta untuk normalisasi saluran, sebagai salah satu langkah mencegah banjir,” timpalnya. (bin/fer)
Sumber: