Beli Barang Bonus di Ranjang (3)

Beli Barang Bonus di Ranjang (3)

Mau di Tempat Kos atau Hotel?

Penulis: Tim Memorandum Tak sedikit SPG yang berani mengusung beli barang bonus di ranjang ini. Salah satunya SPG produk soft drink. Saat Memorandum ngobrol dengan Fitria, salah satu SPG, sesekali dia tak sungkan untuk menggoda dengan duduk sedekat mungkin. Perempuan asal Sidoarjo ini kerap menawarkan produknya di warung kopi (warkop) di kawasan Ketintang. “Mas, beli ya, satu karton isi 22 cuma Rp 90 ribu saja, belum ada yang beli nih,” kata Fitria sambil menyodorkan produk yang dibawanya. Memorandum mencoba mengobrol lebih jauh. Fitria, janda satu anak dengan lesung pipi jika tersenyum akan mengumbar syahwat. Diakui Memorandum, Fitria memang manis. Apalagi dengan balutan busana super ketat. Kian membuat jantung dag dig dug dan berdegup kencang. “Mbaknya manis,” cetus Memorandum yang duduk persis di samping Fitria. Fitria yang dirayu itu tersipu malu sambil terus menawarkan produk miliknya agar dibeli. Dari sini, usai sedikit basa-basi, Memorandum masuk lebih intens. “Saya beli 1 karton temenin tidur ya,” bisik Memorandum di telinga Fitria. Fitria menolak. Bukan enggan untuk diajak kencan. Namun, Fitria minta ditambah lagi. Kalau satu dia belum mau. Fitria lantas kembali merayu. “Tambah lagi dong, Mas,” timpal Fitria sambil menyenggol. Saat itu, Memorandum langsung mengajukan 4 karton produk soft drink. Asal usai dibeli, Fitria bisa langsung dibawa. Tak butuh waktu lama, Fitria mengiyakan penawaran Memorandum. “Oke, Mas, mau di tempat kos atau hotel?” ucap Fitria. Tidak hanya Fitria, salah satu SPG fashion ternama juga demikian. Namun, modusnya mematok tarif khusus agar bisa diajak kencan di ranjang. Menurut Brinda, nara sumber yang bekerja sebagai SPG di salah satu mal terbesar di Surabaya ini, hanya pria hidung belang tertentu yang dapat memakai jasa esek-esek SPG kelas atas ini. Tidak semua dapat mencicipi. Karena selain tarif yang mahal, SPG fashion memiliki kualifikasi tersendiri targetnya. “Tarif bisa sampai Rp 2 juta sampai Rp 2,5 juta. Yang Rp 1,5 juta juga ada. Kalau deal, sepulangnya bisa janjian ketemuan di basement. Jadi tukeran nomor HP di sela-sela pakaian. Sebenarnya tidak semua SPG seperti ini, banyak yang enggak. Rata-rata uang yang dihasilkan (dari pria hidung belang) itu digunakan untuk memenuhi gaya hidup SPG,” terang Brinda. Lain halnya Vivi, SPG minuman berenergi yang biasa keliling di salah satu kafe di Surabaya Selatan. Setiap tamu yang baru datang memesan minuman dan makanan, Vivi tidak langsung menawarkan dagangan. Ia mengamati karakter dari para calon pembeli. Memorandum contohnya. Saat itu, Memorandum dan tiga rekan hampir sekitar 30 menit duduk menikmati kopi. Tawaran minuman dari SPG saat itu Memorandum balas dengan gurauan. Tak disangka, mereka pun berani duduk di bangku kami. Tanpa jarak sekalipun. Dari sana, Memorandum mulai curiga dengan reaksi SPG ini. Dari dua tiga botol yang ditawarkan, SPG ini meminta kami menutup target. Memorandum pun berpura-pura bodoh dan tak mengerti maksud dari istilah tersebut. Dengan terus memaksa kami membeli sisa barang yang belum habis, Vivi semakin bertingkah beringas. Selain bersikap manja, SPG beralis tebal itu tak segan-segan terus menempelkan tubuhnya ke tubuh salah satu rekan Memorandum. Karena kerap menerima hal serupa, Memorandum tak banyak menanggapi sikap dari SPG tersebut. Berbeda pendapat dengan rekan Memorandum yang duduk di depan SPG. Diam-diam dia bermain mata dengan gadis cantik itu. Seketika, Vivi  yang tadinya melekat di tubuh Memorandum pun berpindah tempat duduk. Dengan suara lirih, rekan Memorandum langsung menanyakan berapa barang yang harus dibeli untuk bisa mampir di tempat kos. "Dua dus saja," ucap Vivi dengan suara menggoda. Dua dus minuman yang ditawarkan itu jika dibeli hanya Rp 300 ribu. Nominal sangat kecil jika benar bisa merasakan seranjang dengan Vivi, membuat rekan Memorandum tergiur. Hanya saja, saat itu ia hanya membawa uang separuh dari nominal yang disebut Vivi. Meski demikian, bermodal rayuan yang diucapkan, keduanya lalu berboncengan ke kos-kosan Vivi. Satu setengah jam kemudian, rekan Memorandum kembali. Dengan wajah semringah sembari membawa satu dus minuman yang dibelinya tadi. (bersambung)  

Sumber: