DBD Merebak, Wakil Ketua Komisi D Dorong Fogging dan Peran Kader Kesehatan

DBD Merebak, Wakil Ketua Komisi D Dorong Fogging dan Peran Kader Kesehatan

Surabaya, memorandum.co.id - Warga Surabaya yang terserang penyakit demam berdarah dengue (DBD) terus bertambah. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (dinkes) Surabaya, ada sebanyak 46 orang yang dirawat di RSUD dr Mohamad Soewandhie karena DBD. Sedangkan di RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) ada sebanyak 22 orang. Selain itu, juga ada 31 orang yang positif DBD tersebar di beberapa kecamatan. Mengatasi sebaran penyakit yang mudah menular ini, di samping mengupayakan pengasapan atau fogging, Wakil Ketua Komisi D Ajeng Wira Wati mendorong peran kader kesehatan di tingkat kelurahan agar lebih dioptimalkan lagi. “Soal efektif atau tidaknya fogging, terpenting kegiatan fogging di masyarakat harus dimasifkan lagi. Kader kesehatan harus diprioritaskan untuk terjun ke kampung-kampung, dan Pemkot Surabaya harus bisa memetakan kelurahan mana yang rentan terhadap DBD, sehingga bisa cepat tertangani," kata Ajeng, Kamis (27/1/22). Menurut politisi Gerindra ini, kader kesehatan harus menjemput bola ke setiap kampung warga. Manakala didapati ada warga yang terjangkit DBD, maka dapat cepat ditangani dengan langsung diberangkatkan ke puskesmas terdekat, agar diberikan obat, susu, dan lainnya. Ajeng menambahkan, sejatinya Pemkot Surabaya sudah memiliki program pengentasan DBD. Salah satunya program sosialisasi hingga di level RT. Namun agar makin maksimal, perlu dibarengi peran dari kader kesehatan, serta diminta untuk dioptimalkan lagi kinerjanya. “Kader kesehatan harus intens turun ke masyarakat untuk menyosialisasikan program puskesmas, di antarnya terkait pentingnya kesehatan dan jaga lingkungan. Termasuk, Ibu-Ibu Jumantik yang bertugas membasmi jentik nyamuk di perkampungan, ini juga perlu dioptimalkan lagi,” tandasnya. "Terpenting kader kesehatan harus dioptimalkan, dan tindakan 3 M seperti, menguras, menutup, dan mengubur ini kembali digalakkan di lingkungan masyarakat," imbuh politisi milenial ini. Ajeng menegaskan, puskesmas harus bergerak cepat jika ada warga yang terjangkit DBD. Misalnya, antisipasi dini dengan fogging di wilayah yang rentan dan mengobati pasien DBD secara intens. "Jadi jangan sampai menunggu banyak warga yang kena DBD baru ditangani, meskipun satu rumah ya tetap dilakukan fogging. Dan jika ada warga yang kena, maka puskesmas harus cepat menanganinya," pungkas Ajeng. (bin)

Sumber: