Hotline Puskemas Diminta Aktif Kembali, Ketua Komisi D: Jangan Sampai Tak Bisa Dihubungi

Hotline Puskemas Diminta Aktif Kembali, Ketua Komisi D: Jangan Sampai Tak Bisa Dihubungi

Surabaya, memorandum.co.id - Ketua Komisi D DPRD Surabaya dari Fraksi PDI Perjuangan, Khusnul Khotimah, meminta agar hotline puskesmas yang ada di Surabaya diaktifkan kembali. Sehingga manakala ada kejadian kegawatdaruratan, puskesmas bisa siap 24 jam memberikan pelayanan kepada masyarakat. "Sekarang pandemi Covid-19 masih belum usai. Ditambah lagi musim hujan yang bisa menyebabkan berbagai penyakit muncul menyerang masyarakat. Kondisi kegawatdaruratan bisa terjadi kapan saja. Makanya hotline di puskesmas harus diaktifkan kembali," ujar Khusnul, Kamis (27/1/2022). Diaktifkannya kembali hotline puskemas ini, kata Khusnul, tidak hanya soal antisipasi kegawatdaruratan saja, tapi juga dalam rangka mendekatkan layanan kepada masyarakat. "Nomor hotline puskesmas yang sudah ada harus disosialisasikan oleh camat, lurah, RW, RT, atau kader kesehatan. Sehingga masyarakat tahu nomor hotline tersebut. Namun tentunya nomor tersebut tidak hanya untuk diketahui, tapi juga bisa dihubungi. Harus ada petugas yang menjaga 24 jam," tandasnya. Ditambah musim penghujan seperti sekarang, lanjut Wakil Ketua DPC PDIP Surabaya ini, rawan terjadi penyakit demam berdarah dengue atau DBD. Bahkan kini sudah ada puluhan warga Surabaya yang dirawat di rumah sakit karena DBD. Berdasarkan data yang didapat Khusnul dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, ada sebanyak 46 orang yang dirawat di RSUD dr Mohamad Soewandhie karena DBD. Sedangkan di RSUD Bhakti Dharma Husada (RSUD BDH) ada sebanyak 22 orang. Selain itu, juga ada 31 orang yang positif DBD yang tersebar di beberapa kecamatan. Menurut Ning Kaka, sapaan lekat Khusnul Khotimah, untuk menanggulangi DBD ini tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Harus dilakukan secara bergotong-royong dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. Baik itu di lingkungan rumah dan lingkungan sekitar dengan cara melakukan kerja bakti. "Masyarakat harus diedukasi oleh kader-kader lingkungan, kader kesehatan tentang 3M yakni, menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang bekas. Kemudian melakukan upaya-upaya dini, gejala awal DBD hingga pertolongan pertama melalui pamflet dan dibuatkan video pendek terkait gejala awal, pertolongan pertama terkait DBD dan penanganannya," tuntas Ning Kaka. (bin)

Sumber: