Broken Home (3)
Nembak Duluan
Malam itu, sambil menahan malu, Suci menyatakan perasaan kasihnya. Dan tak terduga, ternyata Adam menyambutnya biasa-biasa saja. Pemuda tersebut malah memandang tajam mata Suci. “Benarkah? Suci sudah tahu siapa aku? Lebih baik pertimbangkan dulu. Jangan tergesa-gesa memilih kekasih,” kata Adam waktu itu sebagaimana diulangi Suci. Suci tambah bengong. Tidak bisa memahami sikap Adam yang sama sekali tidak bisa ditebak. “Tapi Kak Adam sayang Suci kan?” tanya Suci. Lagi-lagi Adam menunjukkan sikap yang sulit dipahami. Dia hanya tersenyum, lalu balik badan dan berlalu begitu saja. “Selamat beristirahat,” kata Adam sambil melangkah menjauh. Entah apa yang dimaksudkan Adam dengan senyum itu, tapi Suci merasakannya sebagai pengganti jawaban iya terhadap pernyataan sayangnya. Dan, Suci merasa bahagia. Kata hati gadis ini: pucuk dicinta ulam pun tiba. Suci akhirnya melaporkan fakta itu kepada tantenya. Sang tante merestui hubungan mereka. Hanya omnya yang keberatan. Dia mengaku mendengar banyak hal negatif tentang Adam. Di antaranya, Adam sudah memiliki anak dan istri di kampungnya di Bojonegoro. Kabar lain yang didengar om Suci, Adam adalah seorang pengedar narkoba yang mengamuflasekan bisnis haramnya dengan menjadi karyawan restoran. Masih ada beberapa kabar tidak baik tentang Adam. Tapi, semuanya sama sekali tidak dipercaya Suci. Di mata perempuan ini, Adam adalah sosok pahlawan yang sangat sempurna. Adam hadir ketika dia menghadapi kesulitan biaya sekolah. Adam pulalah yang memaksa Suci melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Bahkan membiayai hingga lulus. Adam tidak pernah mengganggu konsentrasi Suci selama studi. Lelaki yang selisih usianya mencapai 11 tahun dari Suci ini sabar menunggu hingga lulus. Hingga wisuda. Berbeda dengan omnya yang tidak mendukung hubungan Suci vs Adam, tante Suci justru membuka lebar-lebar tangannya untuk menerima Adam. Mungkin saja ini dipengaruhi keroyalan Adam terhadap si tante. Adam memang sering memberikan hadiah yang tidak murah kepada tante Suci. Ketika didesak dari mana Adam memiliki duit untuk membeli barang-barang itu, Adam mengaku memiliki sawah yang sangat luas di kampung halamannya di Bojonegoro. Pengakuan Adam, warisan turun-temurun dari leluhurnya tersebut tidak akan habis dimakan untuk 11 turunan. Adam baru menikahi Suci setengah tahun setelah perempuan ini diwisuda. Tidak ada pesta meriah. Mereka hanya ijab kabul dan tumpengan di rumah Suci. Tanpa kehadiran kedua orang tua Suci—yang kabur entah ke mana. Juga tanpa kehadiran orang tua Adam, yang diakui Adam sudah meninggal semua. (jos, bersambung)Sumber: