Pertunjukan Topeng Monyet di Era Gadget, Pawang: Sehari Bisa Makan Saja Alhamdulillah
Surabaya, memorandum.co.id - Meski sempat diwarnai aksi protes lantaran adanya eksploitasi hewan, ternyata pertunjukan topeng monyet ternyata masih digemari masyarakat Kota Pahlawan. Hal itu diungkapkan oleh Jarto (25), warga Jawa Tengah yang kesehariannya sebagai pawang pertunjukan. Dirinya melihat masih banyak masyarakat yang menggemari pertujukan tersebut. Sasaran pertujukan mengarah ke pemukiman warga. Toha, nama monyet yang diberikan Jarto memiliki usia empat tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Jarto bersama Toha berkeliling dari Jalan Pacarkeling hingga Jalan Gubeng. Jarto mengaku sekitar tiga puluh menit dalam satu pertujukan. Jenis monyet yang digunakan pertujukan biasanya jenis monyet dari Sumatra, Jawa dan Kalimantan. "Untuk jenis kelamin monyet yang dibuat pertujukan perempuan dan laki-laki bisa," tuturnya kepada memorandum.co.id, Rabu (26/1/2022). Dalam satu hari, Toha diberi makan tiga kali. "Makannya nasi, kalau lauk tempe, tahu. Kalau keseringan diberi makan buah-buahan monyetnya bisa sakit perut," ujar Jarto. Pria itu mengaku bekerja menjadi pawang topeng monyet sudah hampir empat tahun. Untuk hasil bekerja sehari dirinya tidak terlalu memikirkan hal itu. "Kalau untuk seharinya tidak mesti, tergantung yang nyawer, pokok saya bisa makan itu saja. Kalau saya, intinya hanya menghibur masyarakat, khususnya anak-anak," ungkapnya.(x2)
Sumber: