Pemerhati Pendidikan Kecam Pemkot Bongkar SMP Praja Mukti
SURABAYA - Rencana Pemkot Surabaya membongkar bangunan SMP Praja Mukti di Jalan Kupang III/12 C menjadi lapangan olahraga, mendapat sorotan tajam dari pemerhati pendidikan. Pemerhati pendidikan Isa Anshori mengatakan, dirinya sangat menyayangkan perubahan peruntukan tempat dari sekolah menjadi lapangan olahraga. Karena sejatinya pendidikan itu merupakan tugas utama pemerintah. "Memang yayasan melakukan kesalahan sebagaimana aturan pemkot, tapi seharusnya juga perlu dipertimbangkan bagaimana swasta menjalankan pendidikannya. Bukankah swasta itu juga mitra pemerintah,”ungkap dia, Kamis (3/10). Dia menambahkan, SMP Praja Mukti merupakan sekolah penyangga kelompok menengah ke bawah. Ketika pemkot menutup sekolah tersebut juga akan menutup akses kelompok tersebut untuk mendapatkan layanan pendidikan yang baik. “Saran saya agar dipertimbangkan bagaimana mencari solusi agar niat pemkot bisa berjalan dan layanan pendidikan Praja Mukti juga bisa dicarikan jalan keluar,” ungkap dia. Terkait rencana pemkot memindahkan siswa SMP Praja Mukti ke sekolah lain, Isa Anshori menegaskan, siswa itu bukan barang yang bisa dengan mudah dipindah-pindahkan.“Apalagi tugas pemerintah yang tertuang dalam UUD 1945 adalah mencerdaskan bangsa, sehingga membantu mencari solusi SMP Praja Mukti adalah sebuah pelaksanaan UUD,” ungkap dia. Sementara Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surabaya Afghani Wardhana ketika dikonfirmasi soal rencana pembangunan lapangan olahraga di Kupang Segunting tahun depan, mengaku tidak tahu pastinya. “Akan saya cek dulu,” kata dia. Untuk diketahui Pemkot Surabaya akan membongkar bangunan SMP Praja Mukti milik Yayasan Perkumpulan Pengelola Pendidikan Praja Mukti (P3M) dengan alasan tanah yang ditempati itu milik pemkot. Selain itu, izin operasional sekolah tersebut sudah habis. Di tengah konflik dengan pemkot, proses belajar tetap berlangsung di SMP Praja Mukti.Ada 440 siswa yang menuntut ilmu di sana.Rinciannya, kelas 9 ( 288 siswa), kelas 8 (130 siswa), dan kelas 7 (82 siswa). Sedangkan untuk tenaga pengajar ada 28 guru dan tenaga lainnya 30 orang. (udi/be)
Sumber: