Kisah Kasih Duren Sawit (2)

Kisah Kasih Duren Sawit (2)

Mengenakan Gaun Tidur Tipis

Waktu itu Lusia, sebagai orang rumahan yang jarang bepergian, hanya menanggapi celotehan dan pameran foto-foto Nurul dengan senyum.   Melodi yang dekat dengan Nurul sering merajuk kepada ayahandanya agar diajak mendatangi tempat-tempat yang barusan dipamerkan Nurul. Melodi tampaknya memiliki jiwa petualang seperti Nurul. Pernah suatu saat Melodi diajak ikut berlibur Nurul pulang kampung ke desanya di Pacitan. Pulang dari berlibur, Melodi menujukkan foto-foto dirinya dengan latar belakang pantai dan goa yang indah. Melodi menjelaskan bahwa tempat-tempat wisata itu. “Ia bercerita penuh semangat dan membangga-banggakan Nurul sebagai orang pinter dan lincah. Tahu banyak hal,” kata Wahab mengalangi pujian Melodi kepada Nurul. Sebagai petinggi perusahaan BUMN, kondisi perekonomian Wahab tergolong amat mapan. Karena itu, wajar saja bila duren sawit (duda keren sarang duwit) ini menjadi incaran banyak perempuan pasca kematian Lusia. Baik yang masih jomblo maupun yang sudah berstatus janda muda (jamu). Selain Endang dan Nurul, masih ada sederet perempuan lain yang mengincar atau dijodoh-jodohkan sebagai pengganti Lusia. Salah satunya teman Wahab di komunitas pecinta binatang. Namanya sebut saja Wulan. Dia janda beranak satu, mantan istri pejabat di lingkungan Kementerian Perhubungan. Usianya belum terlalu tua. Sekitar 40 tahun. Walau begitu, wajah dan bodinya tampak seperti perempuan berusia di bawah 30. Kulitnya masih teramat sangat kencang sekale. Saking sempurnyanya, orang-orang di sekitar menuding Wulan menjalani operasi plastik. Pokoknya kinclong-lah. Wulan selalu menjaga penampilan. Tampak fresh dan segar. Dia tidak pernah menampakkan kesedihan di depan banyak orang. Hanya, pendekatannya kepada Wahab dirasakan lelaki pendiam ini masih over. “Dia teramat sering datang ke rumah dengan membawa hadiah untuk anak-anak. Hadiah-hadiah itu sampai memenuhi separuh kamar. Sampai anak-anak curiga: ada apa dengan orang ini. Ingin merebut ayah? Ini kan lucu,” kata Wahab. Karena Wahab kurang merespons umpan-umpan yang diumpan Wulan, perempuan ini pernah berputus asa dan mencoba melakukan pendekatan secara kurang sopan. Wulan menjebak Wahab dengan mengundangnya tasyakuran di rumah. Setelah semua tamu sudah pulang dan Wahab hendak pamit, Wulan menggiring Wahab masuk kamar. Di kamar, Wulan sudah memosisikan diri dalam keadaan siap tempur. Hanya mengenakan gaun tidur tipis tanpa apa-apa lagi di dalamnya. “Untung aku masih ingat keadaan,” kata Wahab, yang tanpa pamit langsung angkat kaki pulang. Keesokan harinya Rima secara khusus menemui Wahab sekadar untuk minta maaf. Dia juga mengaku terang-terangan menaruh rasa sayang kepada anak-anak Wahab dan berniat menjadi ibu pengganti bagi mereka. (jos, bersambung)  

Sumber: