Gubernur Khofifah: Waspadai Hujan Petir

Gubernur Khofifah: Waspadai Hujan Petir

Surabaya, memorandum.co.id - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta masyarakat untuk mewaspadai hujan lebat beserta petir yang berpotensi terjadi di beberapa kabupaten/kota Jatim. Penegasan ini disampaikan setelah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis perkiraan cuaca untuk Kamis (20/1/2022). Analisis BMKG menyebutkan dari siang hingga sore hari, 12 kabupaten/kota diperkirakan akan mengalami hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang. Di antaranya adalah Kota Mojokerto, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Jombang, Kabupaten Madiun, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Blitar, Kabupaten Malang, Kota Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Bondowoso. Sedangkan, untuk malam hari, hujan disertai petir diperkirakan akan terjadi di 13 daerah yaitu Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Gresik, Kota Kediri, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Sumenep, Kota Surabaya, Kabupaten Trenggalek, dan Kabupaten Tulungagung. "Kabar dari BMKG bahwa akan ada potensi untuk hujan lebat, petir, dan angin kencang di beberapa wilayah ini. Meski begitu, saya minta untuk semua masyarakat di seluruh kabupaten/kota untuk terus waspada," ujar Khofifah. Lebih lanjut, Khofifah menerangkan, bahwa kewaspadaan penting dikerahkan karena hujan lebat dan petir bisa saja menimbulkan kerusakan dan kerugian. Mengingat, Jatim telah dilanda banjir beberapa bulan ke belakang, dan di beberapa daerah juga terjadi peristiwa pohon tumbang akibat hujan deras yang disertai angin kencang. "Berkaca dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, jangan anggap remeh hujan petir ini. Karena seringkali kita lihat hujan lebat dalam beberapa jam saja sudah dapat menimbulkan kerugian materiil dan immateril untuk masyarakat," terangnya. Untuk itu, mantan Menteri Sosial RI itu mengajak masyarakat untuk saling bergotong royong mencegah terjadinya banjir maupun pohon tumbang. Kontribusi semua lapisan masyarakat bisa dilakukan dari hal terkecil. Yakni membuang sampah pada tempatnya dan menjaga sungai tetap bersih. Tak hanya itu, lanjut Khofifah, masyarakat bisa bergotong royong memangkas pohon yang rawan rubuh, serta memastikan selokan tidak mampet. "Kontribusi terkecil yang bisa kita lakukan adalah menjaga lingkungan kita. Jangan buang sampah ke sungai maupun tempat lain yang tidak seharusnya. Kalau kita mencintai alam, alam akan senantiasa menjaga kita. Selain memang kita harus berdoa agar selalu diberikan perlindungan," tutupnya. Selain itu, Khofifah juga menegaskan, pemerintah dan masyarakat dapat bekerja sama dalam pelaksanaan mitigasi bencana. Sehingga, kerugian dan kerusakan dapat diminimalisir. "Saya selalu bilang bahwa masyarakat harus bisa mitigasi bencana secara mandiri karena tidak akan cukup waktunya untuk menunggu bantuan datang saat bencana terjadi. Di lain sisi, pemerintah kabupaten/kota juga harus memiliki peta mitigasi yang matang dan mengedukasi masyarakat akan hal itu," tuturnya. Sebagai informasi, perkiraan hujan lebat disertai petir ditimbulkan oleh monsun Asia yang cenderung menguat. Hal itu ditandai dengan Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis atau Intertropical Convergence Zone (ITCZ) di selatan Ekuador yang memanjang dari perairan Sumatera hingga Laut Flores. ITCZ itu yang kemudian memberikan pengaruh terhadap penambahan uap air basah dan pembentukan awan hujan di sekitar wilayah yang dilalui. Selain itu, terdapat pula sirkulasi siklonik atau atmosfer bertekanan rendah di wilayah Laut Arafuru sebelah utara Australia. Sirkulasi ini memang tidak berintensitas kuat, namun memberikan pengaruh signifikan terhadap penambahan potensi hujan dan peningkatan kecepatan angin. Selain Jawa Timur, wilayah yang sekiranya juga terdampak fenomena itu adalah wilayah Laut Flores, Laut Timur, Laut Banda, Laut Arafuru, Bali, NTT, NTB, serta Maluku. (day/fer)

Sumber: