Apartemen Trillium Penyebab Banjir di Surabaya, Dewan akan Panggil Pengembang

Apartemen Trillium Penyebab Banjir di Surabaya, Dewan akan Panggil Pengembang

Surabaya, memorandum.co.id - Keberadaan apartemen Trillium Residence menjadi salah satu penyebab banjir di pusat Kota Surabaya. Sebab, gegara pembangunan apartemen 25 lantai itu, brandgang sepanjang 60 meter yang mengarah ke Kalimas tertutup dan tidak pernah terpantau dengan baik. Akibatnya aliran air yang semestinya lancar kini terhalang oleh endapan sedimen lumpur setinggi satu meter. Hal itulah yang membuat kawasan Gedung Negara Grahadi dan sekitarnya terendam pada Jumat (7/1/2022). “Brandgang di sini awalnya lurus, tapi karena ada pembangunan apartemen akhirnya belok. Yang kami sayangkan, brandgang ini belok tetapi pemilik apartemen tidak memperhatikan. Sehingga sedimen menumpuk tinggi mengakibatkan aliran air tidak berfungsi dengan baik. Kalau curah hujan tinggi, sedimen ini yang membuat air tertelak kemudian air meluber ke Grahadi,” ulas Arif Fathoni, anggota Komisi A DPRD Surabaya, saat sidak di lokasi, Jumat (14/1/2022). Politisi Golkar ini tak sendiri. Dia datang meninjau bersama Sekretaris Komisi A Budi Leksono dan anggota Komisi A Imam Syafii. Pihaknya menyesalkan pihak pengembang yang bertahun-tahun acuh. Menurutnya, brandgang yang berada di area apartemen tersebut menjadi tanggung jawab pengembang. Sebab pemkot sudah baik hati memberikan brandgang tersebut kepada pemilik apartemen, sehingga menjadi keharusan bagi mereka untuk merawat. “Toh ya ini hunian mewah yang menghasilkan keuntungan berlipat-lipat. Masa merawat saluran air yang ini demi kepentingan masyarakat Surabaya tidak bisa. Coba kalau pusat kota di sekitar Grahadi kemarin tidak banjir, kita tidak akan tahu kalau ternyata sedimentasinya separah ini,” cecar Ketua Fraksi Golkar DPRD Surabaya ini. Komisi A lantas mendesak dua hal. Pertama, pihak pengembang harus minta maaf kepada masyarakat Surabaya. Kedua, dia minta bersama-sama untuk menjaga dan melindungi keberadaan Gedung Negara Grahadi. “Grahadi adalah objek vital nasional. Grahadi itu etalase Jawa Timur. Kalau sampai Grahadi banjir lagi gara-gara saluran air tidak berfungsi dengan maksimal, maka masyarakat Surabaya akan malu pada masyarakat Jawa Timur dan Indonesia,” cetus Fathoni. Sedangkan politisi NasDem, Imam Syafii, berencana akan mengaudit soal perizinan brandgang yang berubah fungsi dari lurus kemudian berbelok. Apakah brandgang itu disewakan atau ada kompensasi dalam bentuk lain. Selain itu, pihaknya juga akan menyeret pihak pengembang dan eksekutif ke meja rapat Komisi A dalam waktu dekat. “Kok sampai berani-beraninya menggantungkan nasibnya jalan protokol atau jalan utama kepada pihak lain, yang kemudian pihak lain itu menurut saya sangat ceroboh. Kalau memang ada prosedur perjanjian di situ, brandgang-nya nanti diambil lagi dan dikembalikan seperti semula saja. Kita akan panggil pihak pengembang minggu depan,” tegasnya. Adapun Budi Leksono merasa prihatin dengan puluhan petugas PU yang bergotong royong membersihkan saluran di lokasi. Mereka sudah di sana selama 4 hari. Sejauh ini ada 600 karung yang dihabiskan untuk memuat sedimen lumpur. Pekerjaan itu bahkan masih jauh dari kata selesai. "Pekerjaan ini berada di wilayah apartemen, harusnya pemilik gedung proaktif peduli dengan memberikan camilan dan minuman kepada satgas yang bekerja, karena mereka sudah dibantu untuk membersihkan, jangan malah hanya dilihat saja," tandas politisi banteng ini. Sementara itu, Nugroho Budiarto, Badan Pengelola Apartemen Trillium Residence Surabaya mengatakan, pihaknya selama ini memang tidak pernah mengukur sedimen yang ada di brandgang. Dia hanya merawat kebersihan pohon dan tanaman sejak Trillium Residence didirikan 2012. “Selama ini pada saat hujan deras, kalau kami melihat brandgang-nya lancar, ya kami anggap tidak ada masalah. Jadi tidak mengecek sedimen yang ada di saluran,” ucapnya. Disinggung soal upaya legislatif yang akan menelusuri perizinan hingga kesepakatan awal saat merubah fungsi brandgang, Nugroho belum bisa memastikan langkah yang diambil oleh Trillium. “Saya akan koordinasi dulu dengan developer. Karena selaku pengelola kami hanya mengelola gedung, tapi kalau developer ini kan yang membangun. Jadi soal apapun mengenai brandgang ini dengan pemkot, kami komunikasi dulu dengan developer,” jelasnya. Begitu pun soal pemanggilan legislatif dalam waktu dekat, pihaknya akan melimpahkan ke developer. “Kita akan laporkan semuanya dulu terkait brandgang dan kedatangan dewan ini ke developer, nanti developer yang memutuskan,” tuturnya. Terkait satgas PU yang bekerja di lokasi, Nugroho berjanji akan memberikan apresiasi. Hal itu sudah direncanakan pihaknya sejak awal. "Kita memang akan memberikan amplop kepada mereka, hanya saja memang tidak kita soundingkan," tuntas Nugroho. Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Lilik Arijanto mengatakan, bahwa untuk mengurangi endapan yang ada di sana dengan cara dibersihkan. “Kita bersihkan untuk membantu normalisasi. Bersihkan outlet dari hilir ke hulu,” jelas Lilik. Tambah Lilik, untuk outlet yang ada di brandgang itu akan diperbaiki dan diperlebar agar terkoneksi dengan outlet lainnya. “Yang pasti brandgang itu outlet-nya kurang bagus.  Nantinya, kita perbaiki. Keluar dari trillium kurang sempurna, sekalian kita besarkan,”tambahnya. Lilik menegaskan, bahwa saat ini harus dibuka  dan tidak boleh ditutup lagi. “Kemarin ada screen dan sudah kita copot. Harus dibuka karena membantu normalisasi,” ujar Lilik. Untuk rencana perbaikan akan dilakukan tahun ini. “Tahun ini, Februari bisa kita lelang,” pungkas Lilik. (bin/fer)

Sumber: