Kepala Daerah Alumni PMII Jangan Antikritik
Surabaya, memorandum.co.id - Anggota DPRD Jatim yang juga Ketua PC IKA PMII Bangkalan Mathur Husyairi mengingatkan alumni PMII yang kini duduk di lingkaran kekuasaan atau kepala daerah jangan antikritik. Karena itu, Mathur menuturkan siapapun maju sebagai calon Ketua IKA PMII Jatim harus memenuhi syarat secara keorganisasian yang diatur dalam AD/ART IKA PMII. “Tidak hanya IKA PMII yang selama ini landai, hampir semua komponen organisasi gerakan di Jatim tidak berani mengigatkan atau mengkritik keras terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap keliru. Selama 10 tahun terakhir tidak ada yang berani mengkritik, baik itu di eksekutif maupun di legislatif,” seloroh Mathur. Legislator dengan latar belakang aktivis antikorupsi ini menyampaikan, menjelang Muswil II PW IKA PMII Jatim muncul kandidat yang mencalonkan diri atau dicalonkan. Menurut dia, dinamika muswil luar biasa saat menggantikan Amin Said Husni sebagai Ketua IKA PMII yang akan purna tugas. “Hampir semua kandidat adalah politisi dan pejabat publik. Sebagai tuan rumah muswil IKA PMII, kami mendorong calon ketua harus ada gagasan besar,” tegas dia. Respons sejumlah tokoh dari berbagai latar belakang muncul sebagai calon Ketua IKA PMII Jatim 2022-2026 semakin dinamis. Sejauh ini, tokoh yang muncul sebagai calon di antaranya Khofifah Indar Parawansa (Gubernur Jatim), Ir Mushodaq (Pengusaha Alumni ITS) Yok Zakaria Irfani (Tokoh Pergerakan Kemasyarakatan) Prof Fatoni (Akademisi) Thoriequl Haq (Bupati Lumajang), Anwar Sadad (Ketua Gerindra Jatim), Baddrut Tamam (Bupati Pamekasan), Mathur Husyairi (Anggota DPRD Jatim), Hikmah Bafaqih (Anggota DPRD Jatim), Mahfudz (Anggota DPRD Jatim) dan Ahmad Nawardi (Anggota DPD RI). Terbaru, nama Arumi Bachsin, istri Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak juga muncuat sebagai figur yang didorong untuk maju sebagai calon Ketua IKA PMII Jatim. “Kandidat harus memiliki gagasan pembangunan Jatim. Khususnya Pulau Madura, apalagi setelah BPWS dibubarkan. Calon Ketua IKA PMII juga harus memiliki keberanian melakukan kritik terhadap kebijakan pemerintah,” terang dia. Sebelumnya, pengamat politik Letram (Lembaga Transformasi) Dr Moch Mubarok Muharam SIP MIP menegaskan, wajar aktivis IKA PMII aktif di sejumlah partai politik. Pengamat politik yang juga mantan ketua PMII Cabang Surabaya ini, menegaskan IKA PMII tidak boleh meninggalkan ruh gerakan di lembaga ekstra kampus ini. Ia menyebutkan ada tiga hal yang perlu tetap dikawal, yaitu intelektual, moral dan pro masyarakat miskin. "Walau saat ini banyak mantan kader PMII duduk dan dekat di kekuasaan. Namun ruh PMII sebagai intelektual, moral, dan pro masyarakat miskin tidak boleh ditinggalkan," terang dia. (day/fer)
Sumber: