Hadapi Omicron, DPRD Jatim Minta Tracing Jangan Abal-Abal
Surabaya, memorandum.co.id - Pelayanan kesehatan bersama Pemprov Jatim harus memperketat pengawasan pergerakan warga. Upaya ini agar pandemi Covid-19 bisa dikendalikan dan jumlah penderita tidak meningkat. Apalagi varian omicron sudah terdeteksi di Jatim. "Pelayanan kesehatan harus ketat melakukan screening untuk mengantisipasi penyebaran omicron," tutur Benjamin Kristianto, anggota Fraksi Gerindra DPRD Jatim. Anggota Komisi E DPRD Jatim ini menegaskan, dalam waktu dekat memanggil dinas kesehatan provinsi untuk memastikan kesiapan menghadapi serangan pandemi. "Penyebaran omicron sangat cepat," kata dia. Politisi berlatar belakang dokter ini kembali meminta masyarakat untuk tidak mengendorkan protokol kesehatan (prokes), meskipun situasi di Jatim sudah melandai. “Jangan kendor menerapkan prokes. Bagaimanapun pandemi Covid-19 belum benar-benar usai. Kepada pemerintah daerah saya minta agar testing dan tracing kontak erat digencarkan, ditingkatkan lagi,” pungkasnya. Untuk diketahui, kasus Covid-19 aktif di Jatim per 1 Januari 2022 ada 98 orang dari total 400.081 orang. Yang meninggal 29.746 orang dan yang sembuh sebanyak 370.237. Dengan capaian vaksinasi dosis 1 sebanyak 78.59 persen dan dosis 2 sebanyak 56.98 persen. Sementara vaksin lansia tercapai 63,31 persen. Karena itu, Benjamin menyampaikan harus ada kesiapan dari dinas terkait menghadapi varian baru tersebut. Selain itu, pengawasan ketat terhadap pergerakan warga, khususnya yang dari luar negeri. "Bandara yang menjadi akses manusia dari luar negeri harus diawasi ketat. Upaya ini mengantisipasi penyebaran omicron," tegas dia. Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta memperketat protokol kesehatan dan percepat vaksinasi. Khofifah juga berharap masyarakat Jatim tidak panik, sembari meningkatkan kewaspadaan. Khofifah mengatakan, terdeteksinya varian omicron di Jatim ini tak bisa terelakkan. Hal ini dikarenakan salah satu karakter varian ini adalah penularannya yang sangat cepat. “Kita tidak boleh panik, tapi yang terpenting harus waspada dengan cara memperketat protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas dan menjauhi kerumunan serta percepat vaksinasi,” kata Khofifah, Minggu (2/1/2022). Untuk itu, Khofifah meminta semua pihak untuk menjaga kondisi supaya situasi di Jatim tetap baik dan terkendali. Yakni dengan mempertahankan jumlah kasus aktif agar tetap rendah, tingkat penularan juga terus diawasi agar bertahan di bawah angka satu persen dan jangan sampai terjadi lonjakan kasus. “Waspada penting, tapi jangan perkembangan ini membuat kita panik. Sejauh ini varian omicron belum menunjukkan karakter yang membahayakan nyawa pasien, terutama pasien yang sudah mendapatkan vaksin,”kata Khofifah. (day/fer)
Sumber: