Unusa Kukuhkan Tiga Guru Besar Ber-NIDK
Surabaya, memorandum.co.id - Dalam upaya memenuhi nisbah dosen dan mahasiswa serta meningkatkan proses pembelajaran, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mengukuhkan tiga guru besar ber-NIDK (nomor induk dosen khusus). Tiga guru besar tersebut masing-masing Prof Dr Suprapto Ma`at MS Apt sebagai guru besar bidang patologi klinik pada fakultas kesehatan. Prof Dr Drs H Muslimin Ibrahim MPd sebagai guru besar bidang pendidikan biologi pada fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. Prof Dr Siti Maghfirotun Amin MPd sebagai guru besar bidang pendidikan matematika fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. NIDK adalah nomor induk yang diterbitkan oleh kementerian untuk dosen yang diangkat perguruan tinggi berdasarkan perjanjian kerja. Dengan adanya pengukuhan ini, Rektor Unusa Prof Dr Ir Achmad Jazidie MEng menyatakan jadi kado awal tahun 2022. "Kini Unusa memiliki empat guru besar tetap, satu guru besar ber-NIDN dan tiga guru besar ber-NIDK. Pengukuhan beliau-beliau untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sekaligus untuk mempersiapkan reakreditasi beberapa program studi yang direncanakan pada tahun 2022," kata Rektor Jazidie, Rabu (5/1/2022). Jazidie berharap, pengukuhan tiga guru besar ini akan membawa atomsifir akademik lebih baik lagi bagi Unusa dalam menapaki tahun 2022. Dengan pengukuhan ini juga diharapkan dapat berdampak pada penilaian, pemeringkatan, dan juga reputasi Unusa, baik di level nasional maupun internasional, katanya. Pengukuhan dilaksanakan di auditorium lantai 9 Tower Unusa Kampus B, Jemursari, Surabaya, secara luring dan daring. Untuk tamu dan keluarga yang hadir secara luring diwajibkan tes swab dan menerapkan protokol kesehatan ketat. Sementara daring disiarkan melalui kanal YouTube Unusa dan aplikasi Zoom. Prof Jazidie menuturkan, sosok ketiga guru besar Unusa yang dikukuhkan memiliki beragam latar belakang. Prof Maat misalnya, yang tercatat sebagai penemu obat STIMUNO yang bermanfaat untuk meningkatkan sistem imun tubuh. Tidak hanya itu, Prof Maat juga penemu PSIDII yang bermanfaat untuk mempercepat peningkatan jumlah trombosit pada pasien demam berdarah dengue. Sebagai seorang penemu, Prof Maat memiliki pabrik obat Tradimun (Stimuno) dan pemilik industri Obat Tradisional Tradimun Mitra Sejahtera. "Prof Maat dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Patologi Klinik pada Fakultas Kesehatan Unusa, setelah dia memasuki usia pensiun di FK Unair. Kini beliau memilih Unusa sebagai tempat berlabuh dan mengabdikan ilmu yang telah digelutinya selama ini. Di Unusa, Prof Maat tercatat sebagai guru besar kedua di Unusa," ungkap Jazidie. Sedangkan dua guru besar lainnya yakni, Prof Muslimin dan Prof Amin juga menjadi guru besar yang telah memasuki usia pensiun di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan memilih bergabung ke Unusa. "Prof Amin dikukuhkan kembali menjadi guru besar bidang pendidikan matematika pada fakultas keguruan dan ilmu pendidikan dan Prof Muslimin dikukuhkan menjadi guru besar bidang pendidikan biologi juga pada fakultas keguruan dan ilmu pendidikan," pungkas Rektor Unusa. (mg3)
Sumber: