Kawasan Eks Lokalisasi Dolly Rawan Narkoba
SURABAYA - Peredaran narkoba di Surabaya terus bergeser dari satu wilayah ke wilayah lain. Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Surabaya untuk 2017, didominasi di kawasan Wonokromo. Namun, kali ini perkara terbanyak yang ditangani BNNK Surabaya bergeser ke wilayah Sawahan. "Dulu Wonokromo menduduki ranking satu dan itu terus mendominasi dari tahun ke tahun," jelas Kepala BNNK Surabaya AKBP Suparti, Rabu (26/12). Lanjut Suparti, meski berpindah peredaran narkoba tetapi masih ada beberapa ungkap dari wilayah Wonokromo. "Sekarang Wonokromo dengan lima kasus dengan barang bukti 24,56 gram sabu, 7 butir ekstasi, dan 588 ribu obat keras berbahaya," ujar mantan Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya. Ditambahkan Suparti, wilayah Wonokromo juga mempunyai sejarah sebagai lokasi rawan narkoba. "Tersangka yang kami amankan mukai dari bandar, pengedar, maupun kurir," jelas Suparti. Untuk tahun ini, tambah Suparti bergeser ke wilayah Sawahan dengan 6 perkara yang diungkap. "Barang bukti yang disita 37,45 gram sabu. Di sini juga rawan karena ada eks lokalisasi Dolly," pungkas Suparti. Selain Wonokromo dan Sawahan, wilayah rawan narkoba antara lain Tandes, Krembangan, Tegalsari, Dukuh Pakis, Tenggilis Mejoyo, Simokerto dan Gunung Anyar. (fer/tyo)
Sumber: