Meriahkan Ngonthel Bareng Kenakan Pakaian Adat Papua Barat

Meriahkan Ngonthel Bareng Kenakan Pakaian Adat Papua Barat

SURABAYA-Polres Pelabuhan Tanjung Perak ikut memeriahkan acara ngonthel bareng dengan tema, "Jogo Jawa Timur Menuju Indonesia Maju" yang digelar Polda Jatim dalam rangka memperingati HUT Lantas Ke-64 Minggu, (22/9). Kegiatan ini mengambil start dari Sentra UKM akses Suramadu sisi Bangkalan, Madura, yang dimulai dengan seremonial pada pukul 03.24. Sementara untuk mulai start ngonthel bareng berlangsung pukul 06.00 hingga berakhir di Makodam V Brawijaya. Acara yang diikuti oleh sekitar 6 ribu peserta ini, turut dihadiri Kapolda Jatim Irjenpol Luki Hermawan beserta Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Hadir pula sejumlah pejabat dari berbagai institusi, termasuk Kasdam  V/ Brawijaya Brigjen TNI Bambang Ismawan. Dalam acara itu Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Antonius Agus Rahmanto bersama Wakapolres Kompol Ahmad Faisol Amir dan 50 personel mengenakan pakaian adat Papua Barat. Adapun rute yang dilalui yakni Jalan H.M Noer – Pertigaan Kedung Cowek – Raya Kenjeran – Jalan Kapasan – Jalan Bunguran-Jalan Waspada – Jalan Siaga – Jalan Stasiun Kota – Jalan Pahlawan – Jalan Gemblongan – Jalan Tunjungan – Jalan Gubernur Suryo – Monumen Polisi Istimewa – Jalan Dr Soetomo – Jalan Diponegoro – Jalan Kuta – Jalan Hayam Wuruk dan terakhir di Lapangan Makodam V/ Brawijaya yang merupakan garis finish. Sebelum dilepas dari garis start, para peserta disuguhi tarian Sajojo khas Papua yang juga diperankan peserta dengan menggunakan pakaian tradisional asli kawasan paling ujung timur Indonesia itu. Begitu pula ketika peserta ngonthel bareng tiba di garis finish di Makodam V/ Brawijaya, Tarian Sajojo kembali ditunjukkan. Hal ini, merupakan wujud penghargaan kepada masyarakat Papua, yang merupakan bagian dari Indonesia. Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Antonius Agus Rahmanto mengatakan, kegiatan ini ditujukan untuk memupuk rasa persatuan dan persaudaraan. Baik antar pemimpin di Jawa Timur maupun masyarakat umum dan instansi. "Jangan karena perbedaan itu, membuat persatuan kita terganggu. Perbedaan adalah anugerah yang harus kita syukuri,” ujar Agus. (rio/tyo)  

Sumber: